KOMPAS.com - Hari ini, 11 Oktober, diperingati sebagai Hari Anak Perempuan Internasional.
Peringatan ini dimulai sejak 1995, sebagai bentuk dukungan terhadap hak-hak anak perempuan di seluruh dunia.
Tahun ini, tema yang diangkat pada Hari Anak Perempuan Internasional adalah "My voice, our equal future".
Tema ini mengandung semangat untuk membangun dunia yang lebih baik, dengan melibatkan kontribusi dari setiap anak perempuan.
Dilansir dari laman resmi UNICEF, ada tiga tuntutan yang disuarakan dalam Peringatan Hari Anak Perempuan Internasional 2020, yaitu:
Girls are demanding their right to be protected. They’re combatting child marriage, gender stereotypes, education inequality, violence, climate change, menstruation and HIV stigma - and they won’t stop. #DayOfTheGirl #GenerationEquality pic.twitter.com/GudTOQYk4o
— UNICEF (@UNICEF) October 11, 2020
Baca juga: Hari Anak Perempuan Internasional: Tak Tergoyahkan dan Tak Terhentikan
Diberitakan Kompas.com, 11 Oktober 2019, melansir laman resmi PBB, peringatan Hari Anak Perempuan Internasional berawal dari Konferensi Dunia tentang Perempuan pada 1995 di Beijing.
Konferensi tersebut secara resmi mengakui Beijing Declaration and Platform for Action. Deklarasi tersebut adalah deklarasi pertama yang secara spesifik mengangkat hak-hak anak perempuan.
Kemudian, pada 19 Desember 2011, United Nations General Assembly mengadopsi Resolusi 66/170 dan menetapkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional.
Peringatan ini dicetuskan untuk memperkenalkan hak-hak anak perempuan di seluruh dunia dan tantangan-tantangan mereka hadapi.
Anak perempuan memiliki hak untuk hidup aman, memperoleh pendidikan, dan hidup sehat.
Anak perempuan juga tidak boleh dibatasi oleh stereotipe dan eksklusivitas, termasuk anak-anak dengan disabilitas, dan mereka yang tinggal di lingkungan masyarakat marjinal.
Pada 2015, para pemimpin dunia menyetujui 17 sasaran utama dari Sustainable Development Golas (SDGs).
Mereka juga menyepakati sebuah roadmap untuk mewujudkan perkembangan yang berkelanjutan dan melingkupi semua aspek serta golongan.
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan juga masuk ke dalam 17 sasaran SDGs.
Hal-hal tersebut dapat terwujud dengan memastikan hak-hak perempuan dan anak perempuan di setiap aspek.
Sehingga tercipta keadilan dan inklusivitas, perbaikan ekonomi yang merata, serta lingkungan yang baik untuk saat ini dan akan datang.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2020: Ribuan Orang Masih Dipasung
Dikutip dari laman resmi UNICEF, Beijing Declaration and Platform of Action adalah cetak biru paling progresif yang pernah ada untuk memajukan hak-hak perempuan dan anak perempuan.
Kini, 25 tahun setelah cetak biru itu disusun, Platform for Action tetap menjadi landasan yang kuat untuk menilai kemajuan dalam kesetaraan gender.
Platform tersebut menyerukan agar setiap anak perempuan dan perempuan dapat menyadari semua haknya, antara lain hidup bebas dari kekerasan, bersekolah dan menyelesaikan sekolah, memilih kapan dan dengan siapa dia menikah, dan hak untuk mendapatkan gaji yang setara dalam bidang pekerjaan yang sama.
Platform for Action secara khusus menyerukan kepada komunitas global untuk:
Baca juga: Saat Anak-anak Yaman Belajar di antara Reruntuhan Bangunan Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.