"Wina menawarkan penelitian dasar yang kuat dan rekan kerja yang luar biasa, dan saya dapat memilih subjek saya sendiri dan bekerja sepenuhnya secara mandiri. Saya belajar untuk berpikir dalam skala yang lebih besar, mengajukan permohonan pendanaan penelitian, serta mengelola dengan sumber daya yang sedikit," kata Charpentier.
Pada 2009, dia pindah ke Universitas Umeå di Swedia, di mana dia mendirikan sebuah proyek pada rangkaian CRISPR.
Baca juga: Viral Polisi Pakaikan Celana ke Orang Gila, Ini Ceritanya
Lebih dari beberapa orang mengira dia agak gila pada saat itu.
"Perpindahan ke Umeå tentu saja berisiko. Tapi pada akhirnya itu adalah keputusan yang tepat," akunya.
Pada 2012, Charpentier dan koleganya menerbitkan makalah yang menguraikan penemuan mereka bahwa CRISPR RNA (tracrRNA) juga terlibat dalam proses pembelahan DNA.
Akhirnya, kelompok Charpentier di Umeå, Swedia bekerja dengan kelompok Jennifer Doudna di Berkeley, California yang akhirnya mereka berhasil menunjukkan potensi sistem CRISPR-Cas9 untuk pengeditan gen.
Pada 2015, Charpentier memutuskan untuk pindah ke Jerman dan ditunjuk menjadi Direktur Institut Max Plank untuk Biologi Infeksi.
Baca juga: Saat Gereja Martha Lutheran Dipergunakan untuk Shalat Jumat Warga Jerman...
Berbeda dengan Charpentier, Jennifer lahir di Washington DC pada 19 Februari 1964 silam.
Tetapi, ketika dia berusia tujuh tahun, keluarganya pindah ke Hilo, Hawaii, dan Jennifer menjadi terpesona oleh tumbuhan eksotis dan kehidupan hewan yang dia temukan di sana.
Ibunya mengajar sejarah di perguruan tinggi setempat, dan ayahnya mengajar sastra Amerika di Universitas Hawaii.
Baca juga: Mengenal Sosok Kamala Harris, Calon Wakil Presiden Kulit Hitam Pertama di AS
Melansir achievement.org, rumah keluarga itu penuh dengan buku.
Ayah Jennifer sangat senang membaca tentang sains dan sejarah alam.
Ketika Jennifer duduk di kelas enam, sang Ayah memberinya catatan pribadi James Watson tentang penemuan heliks ganda DNA yang memenangkan Hadiah Nobel untuk penemuan molekul DNA.
Baca juga: Covid-19, Penelitian di Inggris, dan Lamanya Virus Corona Menyebar di Udara...
Dia sangat senang dengan misteri dan drama penelitian ilmiah seperti yang dijelaskan Watson.