I did not expect to survive,
earth suppressing me. I didn’t expect
to waken again, to feel
in damp earth my body
able to respond again, remembering
after so long how to open again
in the cold light
of earliest spring –
afraid, yes, but among you again
crying yes risk joy
in the raw wind of the new world.
Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...
Diberitakan Kompas.com, Kamis (8/10/2020), penghargaan Nobel 2020 di bidang kimia diberikan kepada Emmanuelle Charpentier dan Jennifer A Doudna.
Penghargaan tersebut dianugerahkan pada Rabu (7/10/2020)
Keduanya telah menemukan salah satu alat paling penting dari teknologi gen, yaitu gunting genetik CRISPR atau Cas9.
Baca juga: Viral, Video Ledakan Balon Helium Saat Kasih Kejutan Ultah, Ini Penjelasan Ahli Kimia
Dengan menggunakan alat ini, para peneliti dapat mengubah DNA hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme dengan presisi yang sangat tinggi.
Sejak Charpentier dan Doudna menemukan gunting genetik CRISPR / Cas9 pada 2012, penggunaannya cukup masif.
Alat ini telah berkontribusi pada banyak penemuan penting dalam penelitian dasar.
Selain itu, peneliti tanaman telah mampu mengembangkan tanaman yang tahan terhadap jamur, hama, dan kekeringan.
Di dunia medis, uji klinis terapi kanker baru sedang berlangsung, dan impian untuk dapat menyembuhkan penyakit bawaan akan segera menjadi kenyataan berkat temuan keduanya.
Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI
Ada tiga nama yang menerima penghargan Nobel di bidang fisika, yaitu Roger Penrose, Reinhard Genzel, dan Andrea Ghez.
Penghargaan tersebut dianugerahkan pada Selasa (6/10/2020).
Ketiganya merupakan ilmuwan yang sukses menemukan salah satu fenomena paling eksotis di alam semesta, yaitu lubang hitam.
Dengan menggunakan metode matematika, Roger Penrose menunjukkan bahwa relativitas umum mengarah pada pembentukan lubang hitam.
Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan