Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan Vs Armenia, Siapa Mendukung Siapa?

Kompas.com - 02/10/2020, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Nagorno-Karabakh kembali memanas setelah terjadi pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia sejak 27 September 2020.

Nagorno-Karabakh merupakan suatu daerah otonomi di perbatasan Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia.

Seperti perang pada umumnya, sejumlah pihak asing juga ikut terlibat di dalam konflik Azerbaijan dan Armenia kali ini.

Baca juga: Iran, antara Perang Melawan Virus Corona dan Sanksi Ekonomi...

Siapa saja mereka?

Rusia

Dikutip dari Middle East Eye, Rabu (30/9/2020), Rusia memiliki hubungan baik dengan Azerbaijan dan Armenia.

Akan tetapi, sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah Rusia memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia karena mereka adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Selain itu, Rusia juga memiliki pangkalan militer di Armenia.

Sejak 1994, Rusia telah bertindak sebagai mediator utama antara Azerbaijan dan Armenia.

Setelah konflik kedua negara kembali pecah pada 2016, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengunjungi Yerevan dan Baku untuk mengusahakan perdamaian, tapi tak berhasil.

Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...

Analis senior untuk kawasan Kaukasus Selatan di International Crisis Group Olesya Vartanyan mengatakan, Rusia belum memberikan perhatian pada kawasan itu ketika benih-benih peperangan mulai muncul sejak Juli 2020 lalu.

"Justru kurangnya reaksi terhadap eskalasi Juli yang membuka jalan bagi permusuhan skala besar. Kami belum melihat upaya untuk membawa para pemimpin ke meja perundingan dan belum melihat kunjungan pejabat tinggi," kata dia.

"Semua mata sekarang tertuju pada Moskow untuk melihat apakah itu dapat kembali menghentikan pertempuran di zona konflik," lanjutnya.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Selasa (29/9/2020) mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk meminta dukungan Moskow, tetapi juga tidak menutup kemungkinan itu.

Baca juga: Belajar dari Kisah Cynthia, Survivor Covid-19 di Negeri Singa

Iran

Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada Minggu (27/9/2020) menunjukkan militer Azerbaikan meluncurkan roket ke pasukan Armenia di Nagorny-Karabakh.KEMENTERIAN PERTAHANAN AZERBAIJAN via AP Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada Minggu (27/9/2020) menunjukkan militer Azerbaikan meluncurkan roket ke pasukan Armenia di Nagorny-Karabakh.

Negara yang dihuni oleh mayoritas Muslim Syiah ini memiliki perbatasan langsung dengan Azerbaijan dan Armenia.

Meski mayoritas penduduk Azerbaijan bermazhab Syiah, Iran dilaporkan mendukung Armenia karena hubungan perdagangan serta aliansi politik Teheran dan Moskow.

"Iran selalu memainkan peran penyeimbang tanpa mengambil posisi di salah satu pihak," jelas Vartanyan.

"Teheran saat ini prihatin dengan pertempuran yang sedang terjadi tepat di sebelah perbatasannya. Beberapa laporan menyebut granat dan proyektil lainnya mencapai wilayahnya," sambungnya.

Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah

Sejak 1990-an, Iran berusaha melakukan gencatan senjata antar kedua belah pihak di Nagorono-Karabakh, tetapi selalu gagal.

Pada Rabu (30/9/2020), Pashinyan membahas konflik tersebut dengan Presiden Ira Hassan Rouhani melalui panggilan telepon.

Kedua pempipin itu juga disebut membahas keterlibatan Turki dalam konflik, tetapi dibantah oleh sekutu Ankara, Azerbaijan.

Baca juga: 4 Kepala Negara yang Sumbangkan Gaji Perangi Covid-19, dari Donald Trump hingga Erdogan

Turki

Turki disebut berada di barisan Azerbaijan karena ikatan budaya dan bahasa antara keduanya. Selain itu, Turki merupakan negara pertama yang mengakui Azerbaijan setelah merdeka dari Uni Soviet pada 1991.

Di sisi lain, Turki juga memiliki hubungan yang buruk dengan Armenia. Akarnya adalah tuduhan Armenia atas genosida yang dilakukan oleh Turki Usmani.

Kedua negara ini juga tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.

Baca juga: Beragam Respons Dunia atas Perubahan Status Hagia Sophia Menjadi Masjid

Selama perang Azerbaijan dan Armenia pada 1993, Turki menutup perbatasannya dengan Armenia untuk mendukung Baku.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan pejabat senior di pemerintahannya telah menyatakan dukungan negara mereka untuk Baku menyusul peningkatan ketegangan baru-baru ini.

Bahkan, sebuah laporan menyebutkan bahwa Turki mengirim ratusan pemberontak Suriah dan warga sipil ke Azerbaijan untuk menjaga pasukan dan aset strategis di sana.

Kendati demikian, Turki sejauh ini membantah telah memberi dukungan militer untuk Azerbaijan.

Baca juga: Lebih dari 600 Tenaga Kesehatan di Turki Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com