Hal itu mereka yakini, karena tim sudah menerima laporan bahwa beberapa jam sebelumnya rombongan bersenjata menggiring tujuh perwira TNI AD yang menjadi tawanannya ke lokasi ini.
Namun, mengetahui jumlah pasukan bersenjata yang jauh lebih besar dari tim RPK-AD yang mendekat, mereka pun kembali merayap menuju pos komandonya.
Baca juga: 5 Kebijakan Baru Arab Saudi untuk Perempuan, Boleh Menyetir hingga Jadi Tentara
Sayangnya, ketika itu juga pasukan bersenjata itu sudah mencium gelagat ada pihak lain yang tengah mengintai mereka.
Akhirnya, pasukan ini pun turut berjalan merayap demi mengetahui seberapa kuat pasukan yang tengah mengancam keberadaan mereka itu.
Tim RPK-AD yang sudah kembali ke posko dan bertemu dengan anggota lainnya akhirnya memutuskan untuk maju mendekat ke lokasi yang dicurigai dan melakukan kepungan dengan teknik tertentu.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Disiarkan
Ternyata, jumlah tim RPK-AD sama besar dengan pasukan bersenjata di Lubang Buaya.
Pasukan bersenjata itu pun tidak berani menandingi kekuatan RPK-AD hingga memutuskan untuk menyingkir pergi.
Lokasi sudah ada di bawah kekuasaan RPK-AD, penyelidikan untuk menemukan jenazah-jenazah perwira TNI AD yang diculik pun dimulai.
Baca juga: Benarkah Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Dapat Membunuh Virus Corona?
Jasad-jasad ini berhasil ditemukan di sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 meter dengan diameter kurang lebih 75 cm.
Sumur ini kondisinya ditutupi dengan daun-daun, kain warna-warni, batang pisang, dan sampah.
Berdasarkan cerita yang terhimpun, jenazah yang ada di tumpukan paling atas adalah Lettu Pierre A. Tendean. Jenderal A. Yani ada di tindihan keempat, D.I. Panjaitan di posisi paling bawah, dan M.T. Haryono di atasnya.
Baca juga: Banyak Jenazah PDP Corona Diambil Paksa Keluarga, Mengapa Bisa Terjadi?
Kondisi jasad mereka sudah dalam kondisi yang tidak baik, menggambarkan ada tindak penganiayaan dan penyiksaan yang dilakukan oleh PKI sebelum akhirnya mereka terbunuh.
Ada jasad yang rusak wajahnya, hilang sebagian organ luar tubuhnya, dan lain-lain.
Tim dari AL yang ikut mengevakuasi jenazah mengalami kesulitan di hari pertama upaya pengangkatan jenazah, karena keterbatasan alat.