Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Seseorang Tak Bisa Menikmati Hal Positif dalam Hidupnya?

Kompas.com - 29/09/2020, 08:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurang tidur kerap kali dipandang sebagai sesuatu yang sepele. Namun ternyata, tidur yang kurang dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mempertahankan hal positif dalam dirinya.

Mengutip dari Medical News Today (23/9/2020) sebuah penelitian menemukan bahwa cukup tidur akan membantu seseorang menjaga emosionalnya dan membuatnya mudah menikmati hal-hal baik dalam hidupnya.

Penelitian-penelitian yang pernah ada kerap kali menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dikaitkan dengan kurang tidur.

Baca juga: Tidur Kurang Nyenyak? Coba Konsumsi Makanan dan Minuman Ini!

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti di University of British Columbia di Vancouver Kanada menemukan bahwa setelah tidur malam yang tidak cukup seseorang cenderung tidak dapat bersikap positif saat dihadapkan pada situasi yang menantang secara emosional.

Selain itu mereka juga kurang bisa menikmati pengalaman positif yang mereka alami keesokan harinya.

Penulis utama dalam studi tersebut adalah seorang psikolog kesehatan Nancy Sin.

Baca juga: Tidak Memejamkan Mata, Bagaimana Cara Ikan Tidur?

Mudah stres

Ia menjelaskan bagaimana kurang tidur berpotensi membuat orang-orang mudah stres.

“Saat orang mengalami sesuatu yang positif, seperti mendapatkan pelukan atau menghabiskan waktu di alam, mereka biasanya merasa lebih bahagia hari itu. Tapi kami menemukan bahwa ketika seseorang tidur kurang dari jumlah biasanya, mereka tidak mendapat banyak dorongan emosi positif dari peristiwa positif mereka," kata dia.

Menurut mereka paduan antara kurang tidur dan stres bisa menimbulkan bahaya bagi seseorang

Studi ini sendiri muncul dalam jurnal yang terbit di Health Psychology.

“Pedoman yang direkomendasikan untuk tidur malam yang nyenyak adalah setidaknya tujuh jam, namun satu dari tiga orang dewasa tidak memenuhi standar ini,” kata Sin.

Baca juga: Mengapa Kita Ngiler Saat Tidur?

Dalam penelitiannya, Sin menganalisis kumpulan data dari 1.982 penduduk Amerika Serikat yang mana 57 persen merupakan wanita.

Para peserta kemudian memberikan rincian sosiodemografik dan kondisi kronis yang dimiliki kepada para peneliti.

Mereka membuat buku harian selama delapan hari berturut-turut.

Setelahnya mereka di-interview melalui telepon, untuk melaporkan berapa jam mereka tidur malam sebelumnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Gajah Tidur?

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com