Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 26 September 1997, Kecelakaan Garuda Indonesia Airbus A300-B4

Kompas.com - 26/09/2020, 11:10 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 26 September 1997, Indonesia berduka atas kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4 yang jatuh dan terbakar di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Harian Kompas, 27 September 1997, memberitakan, pesawat dengan nomor penerbangan GA 152 itu mengangkut 222 penumpang dan 12 awak pesawat dan dilaporkan jatuh terbakar pada pukul 13.18 WIB.

Seluruh penumpang dan awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.

Direktur Utama Garuda Indonesia saat itu, Soepandi, mengatakan, pesawat tersebut dipiloti oleh Capt. Rachmo Wiyogo meninggalkan Bandara Cengkareng pukul 11.30 WIB.

Pesawat A300-B4 yang diterima Garuda pada 17 November 1982 dengan nomor registrasi PK-dari GAI tersebut dijadwalkan tiba di Bandara Polonia pukul 13.58 WIB.

Sebelum terjadi kecelakaan, kontak terakhir dari pilot yang diterima oleh petugas bandara sekitar pukul 13.18 WIB dengan posisi pesawat menuju ke arah Bandara Polonia.

Selanjutnya, pesawat itu tidak terlihat lagi di radar.

Kronologi pesawat jatuh

Direktur Utama Garuda Soepandi, Jumat (26/9), memberikan keterangan pers di Gedung Operasi Garuda, Cengkareng-Jakarta, terkait dengan jatuhnya psawat Garuda Indonesia jenis airbus A300-B4 di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (26 September 1997).KOMPAS/YOSEF UMARHADI Direktur Utama Garuda Soepandi, Jumat (26/9), memberikan keterangan pers di Gedung Operasi Garuda, Cengkareng-Jakarta, terkait dengan jatuhnya psawat Garuda Indonesia jenis airbus A300-B4 di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (26 September 1997).
Direktur Operasi Garuda Indonesia, Dharmadi mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat berada di tanah datar dan sedikit berbukit, di dekat perkampungan.

Ia menjelaskan, pada saat pesawat mau mendarat, tingkat visibility (jarak pandang) sekitar 600 sampai 800 meter.

Diketahui, di sekitar daerah itu untuk keamanan terbangnya dengan ketinggian 7.500 kaki. Daerah aman ini sudah termasuk sektor 25 miles.

Menurut penjelasan dari jurnalis Kompas, Sahnan dan Surya Makmur Nasution, pesawat itu jatuh dan hancur dalam keadaan hangus terbakar, bahkan masih terlihat api menyala.

Para korban juga tidak bisa dikenali identitasnya satu per satu.

Untuk mengidentifikasi korban, pihak Garuda meminta bantuan para wakil keluarga korban untuk diberangkatkan ke lokasi kecelakaan.

Disebutkan, wakil keluarga korban, maksimal dua orang, diberangkatkan dari Bandara Soekarno Hatta terminal F, Cengkareng pukul 10.00 WIB dengan pesawat Boeing 747-200.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Semanggi II

Sistem navigasi pesawat

Melansir Harian Kompas, 9 Oktober 1997, daerah di sekitar bandara di Medan terbagi menjadi tiga sektor.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com