Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Perdamaian Internasional 2020, Fokus Tangani Pandemi Corona...

Kompas.com - 21/09/2020, 15:06 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Internasional (International Day of Peace) di seluruh dunia.

Pada peringatan tahun 2020, dilansir internationaldayofpeace.org, peringatan tersebut dilakukan dengan tema "Membentuk Kedamaian Bersama".

Seluruh umat manusia diharapkan dapat berkomitmen pada perdamaian di atas semua perbedaan yang ada dan berkontribusi dalam membangun budaya perdamaian.

Diharapkan, setiap orang merayakan Hari Perdamaian Internasioanl dengan menebar kasih sayang, kebaikan, dan harapan dalam menghadapi pandemi virus corona yang terjadi.

Seluruh orang, bersama dengan PBB, dapat melakukan upaya melawan diskriminasi atau ujaran kebencian yang menggunakan virus corona.

Baca juga: Update Corona Global 23 Mei: Hampir 5,3 Juta Orang Terinfeksi, PBB Ingatkan Potensi Kelaparan

Diketahui, kemunculan Covid-19 pada tahun ini telah mengancam kesehatan, keamanan, dan hidup.

Virus tersebut telah membuat dunia kacau.

Pandemi juga disebut mengingatkan semuanya bahwa yang terjadi di satu bagian dari bumi ini dapat berdampak pada orang di mana pun.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Maret lalu, mengungkapkan peringatan Hari Perdamaian Internasional kali ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun ini, ia menyerukan saat ini musuh bersama adalah virus corona.

"Setiap tahun, pada 21 September, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan kepada semua orang, di mana pun, untuk mengamati 24 jam non-kekerasan dan gencatan senjata. Hari ini, 100 hari sebelum Hari Perdamaian Internasional, penting untuk diingat bahwa musuh bersama kita adalah virus yang menyebabkan penderitaan yang meluas dan risiko yang membalikkan kemajuan manusia selama beberapa dekade," tulis Guterres.

 

Lawan pandemi

Melansir situs resmi PBB, pada Maret lalu, Guterres telah meminta seluruh pihak yang bertikai untuk meletakkan senjata.

Guterres meminta semua pihak berfokus melawan pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meski pesan ditujukan bagi pihak-pihak bersenjata, solidaritas dan kerja sama lintas batas, sektor, dan generasi juga diperlukan untuk memenangkan perjuangan melawan krisis kesehatan masyarakat terburuk.

"Itu sebabnya, ketika pandemi Covid-19 mulai terjadi, saya meminta semua pihak yang bertikai untuk meletakkan senjata mereka. Ini bukan waktu normal, dan tanggapan kita tidak bisa rutin. Pandemi bukan hanya masalah kesehatan. Itu memiliki efek langsung dan mengganggu pada pembangunan, perdamaian dan keamanan," ucap Guterres.

Baca juga: PBB Peringatkan Dunia tentang Malapetaka Generasi Sektor Pendidikan, Ini Sebabnya...

"Seruan gencatan senjata global kita bergema di banyak tempat dan dengan banyak kelompok berbeda. Meskipun ketidakpercayaan dapat mempersulit penerapan, saya telah berbesar hati dengan dukungan kuat yang diterima dari masyarakat sipil, yang dapat mempengaruhi dan memobilisasi orang-orang," lanjut dia.

Sebagai catatan, Hari Perdamaian Internasional ditetapkan pada tahun 1981 saat Sidang Umum PBB.

Dua dekade kemudian, pada 2001, Majelis Umum PBB dengan suara bulat memilih untuk menetapkan hari tersebut sebagai periode tanpa kekerasan dan gencatan senjata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com