Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan bahwa menggunakan masker dapat menyebabkan pleuritis.
Pleuritis (pleurisy) adalah peradangan pada selaput pembungkus organ paru-paru atau pleura.
Ahli paru menegaskan narasi di media sosial itu tidak benar.
Sejumlah akun Facebook menulis di statusnya soal penggunaan masker pada anak selama 3 jam. Anak akan sakit sesegera mungkin dan bisa mengalami pleuritis.
Foto sebagai bukti dari narasi itu juga dibagikan.
Salah satu akun yang menyebarkan narasi itu yakni Karl Donovan. Pada Kamis (10/9/2020) dia menulis status sebagai berikut:
"This is a child's mask after 3 hours of use.
If you’re a pro-masker, take a good look at this. Your child will get sick very quickly, and it won’t be Corona.
It will be pleurisy (inflammation of the membranes surrounding the lungs).
????????????????
All of us- that's will be our second wave...and much worse..."
Dalam bahasa Indonesia isi statusnya sebagai berikut:
"Ini adalah masker anak setelah pemakaian selama 3 jam.
Jika Anda seorang pro-masker, perhatikan baik-baik hal ini. Anak Anda akan cepat sakit, dan itu bukan Corona.
Ini akan menjadi pleuritis (radang selaput yang mengelilingi paru-paru).
????????????????
Kita semua - itu akan menjadi gelombang kedua kita ... dan jauh lebih buruk ..."
Dia juga mengunggah gambar bagian dalam masker berwarna putih yang tampak noda kecoklatan di bagian tengah masker.
Akun Facebook Izabella Fabrizio dan Col Jennison Foster.
Ada tiga hal perlu dijelaskan dari narasi tiga akun Facebook di atas. Pertama, narasi penggunaan masker dapat menyebabkan pleuritis.
Kedua, foto masker yang diunggah ketiga akun Facebook itu.
Ketiga, penggunaan masker selama 3 jam.
Berdasakan situs web Mayo Clinic, pleuritis (pleurisy) adalah kondisi pleura - dua lapisan jaringan tipis dan besar yang memisahkan paru-paru dari dinding dada - meradang.