Rencananya pengujian massal untuk paspor bebas Covid ini akan memberikan hasil pengujian hanya sekitar 20 menit.
Jika hasil negtif maka orang-orang dapat datang ke teater atau stadion.
Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...
4. Australia
Pemerintah konservatif Australia bentrok dengan legislator negara bagian mengenai seberapa cepat pelonggaran dilakukan karena jumlah kasus Covid-19 menunjukkan penurunan yang stabil.
Pada Maret, Australia membentuk kabinet nasional yang terdiri dari pemimpin federal, negara bagian dan teritori untuk mengoordinasikan langkah-langkah pengendalian penyakit seperti menutup perbatasan, penangguhan sekolah dan menutup bisnis.
Ini membantu Australia mencatat kasus kematian yang lebih sedikit dibanding negara maju lain.
Akan tetapi perpecahan di kabinet nasional kemudian muncul saat tingkat infeksi turun.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Singapore Airlines (SIA) mengatakan akan memangkas sekitar 4.300 pekerjaan akibat efek dari virus corona.
Pihak maskapai juga memperingatkan pemulihan akan lama dan penuh ketidakpastian.
SIA adalah maskapai terbaru yang mengumumkan PHK besar-besaran karena industri menghadapi krisis terbesar yang pernah terjadi akibat adanya pembatasan perjalanan.
Sampai saat ini setidaknya 1.900 posisi telah dihilangkan dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Kisah Pramugari dan Pilot Singapura yang Terdampak Corona...
Sekertaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Gueterres telah meminta tambahan dana untuk waktu tiga bulan ke depan guna program “ACT Accelerator” yang dilaksanakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dana tersebut diperuntukkan guna mendukung vaksin, perawatan dan diagnosis melawan Covid-19.
Sampai sejauh ini sekitar 3 miliar dollar AS telah diberikan kepada PBB, akan tetapi Gueterres menyebut pendanaan awal tersebut masih kurang dari apa yang diinginkan WHO untuk program tersebut.
Dukungan keuangan sejauh ini kurang karena Uni Eropa, Inggris, Jepang dan AS telah mencapai kesepakatan vaksin bilateral hingga Guterres dan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus harus memohon kepada negara-negara untuk berkontribusi.
Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...