KOMPAS.com - Kasus infeksi virus corona di Indonesia telah melampaui angka 200.000, atau tepatnya 207.203 kasus positif pada Kamis (10/9/2020) pukul 12.00 WIB.
Indonesia berada di peringkat 23 kasus terbanyak di dunia, di bawah Filipina dan di atas Ukraina seperti dikutip dari Worldometers pada Kamis (10/9/2020) sore.
Data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memperlihatkan ada penambahan 3.861 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Anies Tarik Rem Darurat, Ini Aturan Lengkap Ngantor dan Ngemal
Ini merupakan rekor tertinggi terkait jumlah penambahan kasus Covid-19 dalam sehari.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mulai Senin, 14 September mendatang.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
Baca juga: Anies Kembali Terapkan PSBB Total, Bagaimana Nasib Perjalanan Kereta Api?
Epidemiolog pun memberikan sedikit catatan untuk pemerintah terkait masih terus menanjaknya tren penambahan kasus Covid-19 di Indonesia.
Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah agar kasus Covid-19 tidak semakin menanjak.
Salah satunya yakni dengan melakukan testing yang masif disertai dengan isolasi kepada orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Pemerintah harus banyak-banyak mengisolasi orang yang positif. Nah bagaiamana caranya ketemu orang yang positif? Lakukan testing yang masif," kata Windhu kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2020).
Menurutnya, testing masif belum dijalankan pemerintah saat ini. Akibatnya, masih banyak orang di bawah permukaan yang menjadi sumber penularan.
"Kenapa bisa begitu? Ya tadi, karena testing-nya masih rendah," katanya lagi.
Dia melanjutkan, sejatinya diperlukan sebanyak 2,6 juta testing di Indonesia, tetapi yang dilakukan baru setengahnya, yakni 1,4 juta testing.
Baca juga: Memahami PCR dan Rapid Test pada Hasil Lab Covid-19, Seperti Apa?