Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Menular, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Mutasi SARS-CoV-2 di Indonesia

Kompas.com - 03/09/2020, 11:48 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasil penelitian terbaru menemukan adanya strain virus corona yang lebih menular di Indonesia.

Strain itu jenis mutasi D614G, mutasi SARS-CoV-2 yang disebut 10 kali lebih menular dibandingkan dengan jenis virus corona yang ditemukan di Wuhan, China.

Jenis mutasi ini menghasilkan lebih banyak salinan virus pada saluran pernapasan dan menyebar lebih cepat.

Sejak Maret 2020

Kelompok Penelitian Virus Corona dan Formulasi Vaksin dan Professor Nidom Foundation (PNF) telah menganalisis data sekuens genom virus secara menyeluruh.

Hasilnya, tim menemukan bahwa penyebaran virus corona jenis D614G sudah ada sejak awal Maret 2020, yaitu laporan pertama kasus Covid-19 di Indonesia.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset, dikutip dari Kompas.com, 29 Agustus 2020.

Senada dengan Nidom, Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Herawati Sudoyo juga menyebutkan, mutasi virus D614G yang menular ada di Indonesia.

Menurut dia, mutasi virus ini ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh LBM Eijkman.

Dia mengatakan, perlu lebih banyak penelitian untuk menyelidiki apakah mutasi ini berperan dalam peningkatan kasus beberapa waktu terakhir di Indonesia.

Baca juga: Kata Peneliti UGM soal Temuan Mutasi SARS-CoV-2 dan Tingginya Kasus di DIY dan Jateng

Tak pengaruhi keparahan pasien

Ilustrasi virus corona, Covid-19Shutterstock Ilustrasi virus corona, Covid-19
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, jenis mutasi tersebut tidak memengaruhi tingkat keparahan pasien.

Sebab, tingkat keparahan kondisi pasien lebih banyak dipengaruhi oleh penyekit penyerta.

"Bukti saat ini menunjukkan bahwa virus D614G belum terlalu penting dibandingkan faktor risiko lainnya, seperti usia dan penyakit penyerta," jelas dia, dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 1 September 2020.

Pernyataan tersebut didasarkan atas penelitian yang dilakukan di Inggris.

Dalam riset itu, tutur Wiku, 999 pasien yang terinfeksi oleh mutasi virus D614G tak memiliki perbedaan dengan pasien yang terinfeksi virus corona biasa.

"Dan pengamatan klinis ini didukung oleh dua studi indepenen dari 175 pasien Covid-19 di Seattle, Amerika, dan juga 88 pasien di Chicago, Illinois, Amerika," kata Wiku.

Baca juga: Mutasi Virus Corona Lebih Menular di Indonesia, Apa Pengaruhnya pada Vaksin?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com