Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Air Diplomacy: Embargo Suku Cadang oleh AS

Kompas.com - 26/08/2020, 14:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Acara pertama PRACC di Hawai sudah sukses untuk mengundang perhatian dari hampir seluruh peserta terhadap keberadaan peserta dari Indonesia.

Hari berikutnya, seluruh peserta berangkat dari Hawai menuju Washington DC “direct flight” dengan pesawat terbang USAF (United States Air Force) Boeing C-17. Peserta ditampung di Pangkalan Angkatan Udara dekat Washington DC, ditempatkan dalam rumah-rumah mungil yang di depannya sudah dikibarkan bendera negara masing-masing.

Untuk urusan bendera, Amerika Serikat memang terkenal sangat fanatik dan itu sebabnya protokoler penyelenggara conference juga memberikan perhatian khusus bagi tamu negara lain.

Bangga sekali melihat dalam deretan rumah mungil dengan sekian banyak bendera, berkibar juga Sang Merah Putih dengan megahnya. Terasa mekar sekali dada saya memandangnya penuh kebanggaan, walau tetap ingat masih diembargo persenjataan oleh Amerika Serikat.

Keesokan harinya, saat diterima secara resmi di Pentagon (Mabes TNI nya AS) para peserta digiring ke satu ruangan besar untuk acara kecil “Welcome Drink” sambil beramah tamah saling berkenalan lagi satu dengan lainnya.

Tidak berapa lama datang tergopoh-gopoh General Richard Myers, Chairman of The Joint Chiefs of Staff (Panglima TNI nya AS) yang langsung menyapa saya “Hallo Marshal, how are you?”

Belum sempat saya menjawab, Sang General langsung meneruskan, "saya sudah dengar CD Anda, wah bagus sekali. Bagaimana Anda bisa menyanyi dengan baik dan istimewa sekali memainkan saxophone?" (Rupanya CD saya sudah sampai terlebih dulu di Pentagon).

Dengan santai dan setengah bercanda saya katakan kepadanya bahwa saya memang sedang tidak ada pekerjaan karena tidak ada lagi kiriman suku cadang pesawat terbang untuk AU Indonesia dari Amerika Serikat, ha-ha-ha...

Dengan rona muka yang agak memerah, General Myers langsung merangkul saya sambil mengatakan bahwa, "wow itu kan keputusan kongres, jangan khawatir Pentagon will always support you!"

Saya pun tersenyum-senyum walau di dalam hati saya ngakak habis. Berhasil sudah saya menyampaikan complain yang “straight forward to the point” kepada the right person tentang AU Indonesia yang ketika itu tengah di“embargo” alutsistanya.

Menyampaikan complain secara santun tanpa membuat orang yang di-complain meradang. Dalam pembicaraan lanjutan yang lebih rileks saya sampaikan kepadanya bahwa Indonesia sangat membutuhkan dukungan spare parts pesawat buatan AS terutama bagi misi-misi sosial kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam.

Saya tekankan pula bahwa itu pun dalam kerangka jual beli biasa yang bukan dalam status permohonan bantuan.

Tidak berapa lama setelah penyelenggaraan PRACC di tahun 2002 itu, entah ada hubungannya atau tidak, akan tetapi kemudian AS melonggarkan embargonya dengan melaksanakan kembali dukungan suku cadang bagi pesawat-pesawat terbang AU kita buatan US, kecuali spare parts yang berkait atau berkategori “lethal weapon”.

Itulah mungkin hasil dari Air Diplomacy, Air Chief yang berdiplomasi, ha-ha-ha-ha... diplomat gadungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com