Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Air Diplomacy: Embargo Suku Cadang oleh AS

Kompas.com - 26/08/2020, 14:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tahun 2002, saya menerima undangan untuk mengikuti Pacific Rim Air Chief Conference (PRACC) di Amerika Serikat.

Oleh karena baru saja terjadi peristiwa 911 di tahun 2001, maka pihak penyelenggara sangat paham bahwa tidak akan banyak peserta yang antusias untuk datang ke Amerika Serikat. Hal itu berkenaan dengan sistem prosedur baru dalam pemerikasaan keamanan (additional security check procedures) di airport Amerika Serikat yang super ketat sekaligus menjengkelkan serta memakan waktu yang lama.

Untuk itu kemudian disiasati oleh penyelenggara agar para peserta datang ke Hawai saja dulu dan kemudian dari Hawai menuju Washington DC dijemput oleh pesawat terbang angkut strategis milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) Boeing C-17 Globe Master III.

Undangan diterima lebih kurang 3 minggu sebelum tanggal pelaksanaan. Acara ini adalah untuk pertamakalinya bagi saya, karena baru beberapa bulan menjabat sebagai Air Chief.

Saya pelajari rundown acara yang sangat singkat dan padat itu, yang ternyata adalah sebuah perhelatan rutin diselenggarakan setiap 2 tahun sekali.

Dari daftar acara yang demikian bergengsi dan padat itu ternyata Angkatan Udara (AU) Indonesia tidak memperoleh kesempatan apapun dalam seluruh rangkaian acara.

Beberapa AU negara tertentu misalnya memperoleh kesempatan memaparkan tentang salah satu kesatuannya yang unik atau menonjol. Beberapa lainnya memperoleh giliran untuk memimpin ziarah misalnya dan lain-lain.

Menghadapi kenyataan ini, sebenarnya saya sudah memahami. Selain memang diberikan secara bergilir, posisi Indonesia sendiri saat itu sedang dilanda isu pelanggaran HAM yang antara lain mengakibatkan diembargonya suku cadang pesawat terbang AU kita oleh Amerika Serikat.

Dengan berbagai pertimbangan, saya tetap memutuskan untuk menerima undangan dan turut serta dalam rangkaian acara PRACC tersebut. Saya segera mengatur strategi untuk dapat turut serta tetapi tidak sebagai “zombie“ alias “peserta pelengkap” semata.

Saya segera membuat rekaman lagu-lagu tahun 1960-an dan juga lagu-lagu instrumental saxophone. Saya siapkan 2 CD untuk souvenir dengan membuat rekaman mengajak beberapa musisi beken seperti Jopie Item, Johnny Swadie dan teman-teman.

Maka jadilah 2 CD masing-masing lagu barat populer yang saya nyanyikan dan instrumental saxophone duet dengan Kenny Joe membawakan beberapa lagu dari nomor lagu Billy Vaughn yang terkenal seperti “Sail along silvery moon”.

Malam pertama di Hawai, dalam acara khusus welcome dinner, kami diperkenalkan oleh tuan rumah, Panglima Pacific AU Amerika kepada seluruh dan antar sesama peserta. Pada acara makan malam tersebut, sudah ada beberapa KSAU yang tukar menukar souvenir perorangan karena memang ada yang sudah saling mengenal satu dengan lainnya.

Saya sendiri sebagai peserta yang baru pertama kali turut serta, memutuskan untuk mengirim saja 2 CD saya masing-masing ke kamar hotel para peserta Air Chief Conference selepas acara makan malam.

Demikianlah di acara keesokan harinya dalam Breakfast Program, terjadilah “kehebohan” , yaitu pembicaraan antar KSAU membicarakan CD saya. Ternyata ada beberapa dari mereka yang sudah langsung mendengarkannya di kamar hotel tadi malam.

Selesai sarapan pagi para KSAU tidak berhenti membicarakan CD saya , lebih karena memang lagu-lagu rekaman saya, baik yang vocal maupun instrumental adalah lagu-lagu populer yang banyak diminati oleh mereka dengan usia tidak jauh berbeda dengan saya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com