Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lomba Panjat Pinang, Peninggalan Kolonial yang Terancam Jadi Kenangan

Kompas.com - 15/08/2020, 17:03 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, masyarakat menggelar beragam perlombaan.

Salah satu perlombaan yang khas menjelang 17 Agustus adalah panjat pinang.

Perlombaan ini melibatkan sejumlah orang, dengan menggunakan batang pohon pinang yang di tanam di tanah dan dilumuri pelicin.

Ujung batang pinang diberi tempat untuk menggantungkan beragam hadiah yang bisa diambil para peserta.

Seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Agustus 1996, perlombaan panjat pinang disebut merupakan peninggalan kolonial Belanda.

Meski begitu, tak dituliskan terlalu banyak mengenai kapan perlombaan ini pertama kali diadakan.

Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang kolosal di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (17/8/2017). Dalam perlombaan panjat pinang kolosal itu disiapkan 172 batang pohon pinang dengan aneka macam hadiah sekaligus memeriahkan perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang kolosal di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (17/8/2017). Dalam perlombaan panjat pinang kolosal itu disiapkan 172 batang pohon pinang dengan aneka macam hadiah sekaligus memeriahkan perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kompas.com memberitakan, 17 Agustus 2018, dahulu panjat pinang digunakan sebagai acara hiburan kaum kolonial.

Panjat pinang sering diadakan di acara-acara penting seperti hajatan, hari libur nasional, atau hri ulang tahun tokoh penting Belanda.

Tradisi memberi pelicin di batang pohon pinang pun telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Dahulu, peserta dalam satu tim juga berlomba, agar berhasil memanjat dan mengambil hadiah yang digantung.

Kala itu, hadiah yang digantung di atas batang pinang meliputi bahan pokok seperti makanan, tepung, gula, hingga pakaian.

 

Baca juga: Logo Bangga Buatan Indonesia Wajib Digunakan Bersama HUT Ke-75 Kemerdekaan RI

Bisnis musiman

Mengulik sisi lain, Harian Kompas pada 14 Agustus 1997 memberitakan, bulan Agustus menjadi berkah bagi para pedagang batang pohon pinang.

Selain pedagang musiman bendera, pedagang batang pinang juga mendulang keuntungan menjelang peringatan HUT RI pada 17 Agustus.

Para pedagang musiman menggelar lonjoran batang pinang sejak awal bulan hingga akhir bulan Agustus. 

Terancam jadi kenangan

Melansir Harian Kompas, 17 Agustus 2000, pohon pinang sirih (Areca catechu) merupakan jenis yang dipilih sebagai bahan baku tiang lomba panjat-memanjat.

Alasannya, karena memiliki kualitas bagus, batangnya lurus dan tinggi, serta lingkarannya sempurna.

Setelah kulitnya dikupas, batang pohon pinang sirih menjadi benar-benar licin dan mulus. Ruas-ruas yang ada pada batang pinang sirih mudah diratakan dengan serutan atau amplas.

Ke depan, perlombaan panjat pinang terancam menjadi sebuah kenangan, lantaran pohon pinang semakin jarang.

Baca juga: 4 Hal yang Akan Berbeda pada HUT Ke-75 RI di Tengah Pandemi Covid-19

Usaha peremajaan dan pembudidayaan pohon pinang saat ini belum cukup mendapatkan perhatian.

Padahal, pertumbuhan pohon pinang relatif lambat. Pohon pinang baru layak ditebang untuk keperluan perlombaan setelah berusia 30 tahun.

Hanya dari batang pohon pinang setua itu yang disebut bisa ideal untuk tiang lomba panjat pinang, ukurannya yakni tinggi antara 8 hingga 12 meter dan diameter sekitar 43 hingga 60 cm.

Kelangkaan pohon pinang itu juga diperparah dengan keengganan petani meremajakan jenis pohon tersebut. Menanam pohon pinang dianggap sebagian petani tak ekonomis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com