Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Saat misil bergerak mendekati target, ukuran dan sudutnya tidak berubah. Sekitar 8 detik dalam video, misil menghilang sebelum mengenai apa pun.
Menurut profesor di University of California, Berkeley, yang berfokus pada forensik digital, Hany Farid, mengatakan gambar rudal itu jelas palsu.
"Selain itu, rudal tersebut terlihat terlalu besar untuk dapat diterima secara fisik dan tidak ada gerakan kabur pada rudal seperti yang diharapkan mengingat kecepatan yang akan dilalui rudal tersebut," kata Farid.
Bagaimana cerita di balik video tersebut?
Dilansir CNN, Kamis (6/8/2020), video tersebut awalnya adalah rekaman dari Produser media sosial CNN Arabic, Mehsen Mekhtfe. Video diambil dari halaman Facebook pria yang berbasis di Beirut itu.
Video asli itu diedit oleh orang tak bertanggung jawab, dengan menambahkan objek mirip rudal.
???? ???? ???????? ???? ?????? ???????? ???? ??? ????. ???? ???? ???? ??? ????? ??? ???? ?????? ???. ????? ?????? ??? ?? ??? ???? ???. ??? ???? ???? ???? ??? ??? ???? ????. ???? ??? ????? ???? ??? ???????? ????????? ???? ???? ??? ??? ???? ???? ?????? #????? #Beirut pic.twitter.com/TDFm1yVvPx
— Mehsen Mekhtfe (@MehsenMekhtfe) August 4, 2020
Mekhtfe kebetulan ada di dekat lokasi ledakan dan merekam ledakan. Saat itu, dia sedang berjalan-jalan di dekat pelabuhan.
"Banyak orang menghubungi saya untuk memberi tahu saya bahwa itu palsu," kata Mekhtfe.
Dia menegaskan bahwa video asli miliknya dan tidak terdapat rudal di sana.
Ketika orang-orang bertanya padanya soal rudal, dia menyatakan tidak melihat rudal apa pun atau mendengar jet hingga drone di atasnya.
Tim CNN Arabic di Dubai yang pertama kali melihat rekaman dengan rudal itu segera mengetahui bahwa rekaman itu telah direkayasa.
Kemudian, CNN menghubungi perusahaan media sosial TikTok, Twitter, dan Facebook.
Meskipun video awalnya telah dihapus, namun video tersebut telah bertebaran di berbagai media sosial.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.