Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat "Mesranya" PDI-P dan Gerindra pada Pilkada 2020

Kompas.com - 27/07/2020, 07:06 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pilkada 2020 akan dihelat beberapa bulan mendatang. Masing-masing partai politik (parpol) sedang menyusun strategi demi meraup suara dan menduduki kursi nomor satu di daerah.

Lawatan-lawatan politik juga gencar dilakukan oleh sejumlah politisi untuk membicarakan kemungkinan koalisi atau calon yang akan diusung sebagai calon kepala daerah.

Menariknya, PDI-P dan Partai Gerindra pada Pilkada 2020 kali ini terlihat mesra dengan menjalin koalisi di berbagai daerah.

Hal ini seakan mendinginkan rivalitas antara keduanya yang berlangsung sejak Pemilu 2014.

Pada Pilkada Solo, Gerindra turut mendukung pasangan calon Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung oleh PDI-P.

Kondisi yang sama juga terjadi di Tangerang Selatan dan Depok. Kedua partai terlihat solid bergandengan tangan untuk memenangi Pilkada di kedua daerah itu.

Baca juga: Gerindra dan PDI-P Siapkan Tim Khusus Dunia Maya Hadapi Pilkada Depok 2020

Bagaimana melihat "kemesraan" Gerindra dan PDI-P pada Pilkada 2020?

Bakal calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan kepada wartawan saat berada di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020).  Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa resmi mendapat rekomendasi PDI Perjuangan untuk maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo pada Pilkada serentak Desember mendatang.ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA Bakal calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan kepada wartawan saat berada di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/7/2020). Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa resmi mendapat rekomendasi PDI Perjuangan untuk maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo pada Pilkada serentak Desember mendatang.
Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI Aditya Perdana menilai, kedekatan PDI-P dan Gerindra pada Pilkada 2020 ini merupakan hal yang wajar.

Sebab, PDI-P sudah menganggap Gerindra sebagai koalisi pemerintah.

"Dari perspektif itu wajar kalau misal Gerindra dianggap partner atau mitra yang paling strategis," kata Aditya kepada Kompas.com, Minggu (26/7/2020).

"Karena dari hitung-hitungan pemilu legislatif yang menjadi dasar perhitungan kursi pencalonan Pilkada, Gerindra kan suaranya cukup banyak," lanjut dia.

Terlebih lagi, arah kepemimpinan kedua partai tersebut sama, yaitu lebih ke nasionalis.

Menurut Aditya, perbedaan poros yang terjadi pada pemilu sebelumnya lebih karena momentum, yaitu ketika kelompok islamis mencoba untuk menolak PDI-P.

Baca juga: Charta Politika: Elektabilitas PDI-P 20,5 Persen, Gerindra 14,2 Persen 

"Itu bisa dipahami karena kepentingan sangat sulit ditebak. Di satu sisi kemarin kepentingannya tidak sama, sekarang jadi sama," jelas dia.

Logika yang ingin dibangun dari bersatunya PDI-P dan Gerindra, menurut Aditya, pemerintah pusat dan daerah satu komando.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com