Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriteria Perhitungan Korban Meninggal Dunia dan Pasien Sembuh Virus Corona Berubah, Apa Perubahannya?

Kompas.com - 20/07/2020, 07:50 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menerbitkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) Revisi ke-5.

Dalam pedoman tersebut, ada beberapa perubahan istilah operasional lama dengan delapan istilah operasional baru.

Beberapa yang diubah di antaranya istilah orang dalam pemantauan (ODP) berubah menjadi kontak erat, pasien dalam pengawasan (PDP) berubah menjadi kasus suspek, dan orang tanpa gejala (OTG) menjadi kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik).

Perubahan kriteria perhitungan korban meninggal dunia dan pasien sembuh

Selain perubahan istilah-istilah di atas, ada perubahan terkait kriteria perhitungan korban meninggal dunia dan sembuh akibat virus corona Covid-19.

Dalam pedoman tersebut, angka kematian dihitung berdasarkan jumlah kasus konfirmasi atau kasus probable Covid-19.

“Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal,”  demikian tertulis dalam peraturan Kemenkes.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Penumpang Bus Meninggal Dunia Disebut karena Virus Corona

Kasus probable didefinisikan sebagai ISPA berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Sementara, kasus konfirmasi yakni seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan pemeriksaan laboratorium RT-PCR yang dibagi menjadi simptomatik (dengan gejala) dan asimptomatik (tanpa gejala).

Kriteria perhitungan ini berbeda dengan sebelumnya di mana jumlah korban meninggal hanya dihitung berdasarkan kasus positif.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, perhitungan korban meninggal dunia sudah mengikuti revisi ke-5.

“Data sudah mengikuti revisi 5 sejak 13 Juli,” ujar Yuri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).

Ia menyebutkan, sebelumnya, kriteria perhitungan korban meninggal hanya pasien dengan kasus konfirmasi.

Sementara itu, Kasie Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM, saat dikonfirmasi juga membenarkan bahwa perhitungan korban meninggal dunia saat ini disesuaikan dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseasr (Covid-19) Revisi ke -5.

"Sudah. Silakan di cek di corona.jakarta.go.id semua sudah disesuaikan," ujar Ngabila dihubungi terpisah, Minggu (19/7/2020).

Ngabila menyebut penyesuaian tersebut dilakukan mulai 16 Juli 2020.

Baca juga: Angka Kasus Covid-19 Sudah di Atas China, Apa Catatan untuk Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com