Namun, perlu diperhatikan bahwa ketinggian komet ini diperkirakan akan meningkat, tetapi magnitudonya akan terus menurun.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Berjemur di Bawah Sinar Matahari
Melansir Forbes, Jumat (17/7/2020), untuk mengabadikan fenomena langka ini, Anda membutuhkan langit yang bersih.
Langit yang bebas dari polusi cahaya juga akan membantu.
Anda dapat memeriksa posisi tepat komet menggunakan perangkat lunak planetarium online.
Setel lokasi dan ketik "Comet C/2020 f3 (NEOWISE)" ke dalam kotak pencarian. Selain itu, dapat pula digunakan aplikasi seperti Night Sky dan SkySafari.
Untuk mengetahui posisi tepatnya dan memotretnya, salah satu cara terbaik adalah menggunakan teropong.
Penggunaan teropong memungkinkan Anda memperoleh tangkapan yang lebih jelas, seperti ekor komet.
Baca juga: Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya
Untuk memotret komet Neowise, Anda membutuhkan sebuah kamera dengan pengaturan manual, sehingga dapat diatur bukaan lensa, ISO, kecepatan pengatur cahaya (shutter speed), dan fokus.
Penggunaan lensa yang dapat diganti juga menjadi perangkat terbaik, yaitu seperti yang terdapat pada DSLR atau mirrorless.
Kemudian, Anda juga membutuhkan lensa dengan sudut lebar atau lensa zoom untuk menangkap fenomena ini lebih dekat jika menginginkan gamar astrofotografi yang lebih detail.
"Saya menggunakan campuran lensa dan juga teleskop celestron kecil milik saya," kata Astrofisika dan Astrofotografer David Blanchflower yang telah menangkap fenomena ini saat melewati wilayah tempatnya tinggal.
Baca juga: Lord Rayleigh, Penemu Fenomena Langit Merah seperti yang Terjadi di Jambi
Comet C/2020 F3 (NEOWISE). 2325UT 16 July 2020. #Stormhour #ThePhotoHour #cometNEOWISE pic.twitter.com/xNMEUlPhJc
— David Blanchflower (@DavidBflower) July 17, 2020
Baca juga: Viral, Fenomena Awan Tsunami di Kepulauan Selayar, Ini Penjelasannya
Jika tidak memiliki perangkat kamera yang mendukung, Anda masih dapat mencoba mengabadikan fenomena komet Neowise dengan kamera smartphone yang dimiliki.
"Apabila tidak memiliki pilihan lain, selalu gunakan tripod dan aplikasi yang membantu mengontrol ISO serta shutter speed. Atur exposure selama 20-30 detik dan tingkatkan ISO," kata kata Astrofotografer Ollie Taylor.
Dalam metode ini, menjaga fokus adalah hal utama.
"Jika telah memiliki tripod, umumnya, fotografer dengan smartphone akan menggunakan mode "cahaya rendah" atau "low light" dan mencoba fokus pada titik cahaya paling terang seperti bintang Capella," sambungnya.