Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 15 Juli: 13,4 Juta Orang Terinfeksi | Penggunaan Masker Dapat Kendalikan Covid-19

Kompas.com - 15/07/2020, 07:35 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 13.444.213 (13,4 juta) kasus hingga Rabu (15/7/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.830.692 (7,8 juta) pasien telah sembuh, dan 580.231 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 5.033.290 dengan rincian 4.973.902 pasien dengan kondisi ringan dan 59.388 dalam kondisi serius.

Baca juga: Indonesia Disebut Masuk Fase Berbahaya, Kapan Pandemi Akan Berakhir?

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:

1. Amerika Serikat, 59.388 kasus, 139.123 orang meninggal, total sembuh 1.590.159.

2. Brasil, 1.931.204 kasus, 74.262 orang meninggal, total sembuh 1.213.512.

3. India, 937.487 kasus, 24.315 orang meninggal, total sembuh 593.080.

4. Rusia, 739.947 kasus, 11.614 orang meninggal, total sembuh 512.825.

5.Peru, 333.867 kasus, 12.229 orang meninggal, total sembuh 223.261.

6. Cile, 319.493 kasus, 7.069 orang meninggal, total sembuh 289.220.

7. Meksiko, 304.435 kasus, 35.491 orang meninggal, total sembuh 189.063.

8. Spanyol, 303.699 kasus dan 28.409 orang meninggal.

9. Afrika Selatan, 298.292 kasus, 4.346 orang meninggal, total sembuh 146.279.

10. Inggris, 291.373 kasus dan 291.373 orang meninggal.

Baca juga: Kawal Covid-19: Pandemi Indonesia Baru Dimulai, Apa Kata Gugus Tugas?

Indonesia

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.KOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, pasien sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (14/7/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.591. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 78.572 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 947 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 37.636 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 54 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 3.710 orang.

Baca juga: Studi: Perubahan Suara Bisa Jadi Indikasi Covid-19

Chile

Seorang commuter mengenakan masker dan menjaga jarak aman dengan orang lain di Santiago, Chili, 20 Maret 2020. Menjaga jarak aman antara warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.AFP/MARTIN BERNETTI Seorang commuter mengenakan masker dan menjaga jarak aman dengan orang lain di Santiago, Chili, 20 Maret 2020. Menjaga jarak aman antara warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Infeksi virus corona di Chile tak lagi meningkat membuat 'perbaikan' dalam segala bidang akan terus berlanjut.

Mengutip Al Jazeera, Selasa (14/7/2020), Chile melaporkan 1.836 kasus baru dalam 24 jam terakhir, angka tersebut menjadi yang terendah selama 63 hari terakhir.

"Perbaikan terus berlanjut," kata Menteri Kesehatan Chile Enrique Paris.

Chile merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak, yakni 319.493 kasus dan 7.069 kematian.

Paris memberikan penghargaan kepada menteri kesehatan sebelumnya, Jaime Manalich yang sudah mempersiapkan negara dengan sangat baik.

Baca juga: Dengan Sepeda Lipat, 2 Pesepeda Indonesia Taklukkan Paris-Brest-Paris Sejauh 1.200 Km

Afrika Selatan

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa kesulitan mengenakan masker ketika mengumumkan kelonggaran dalam penerapan lockdown guna memerangi virus corona. Upayanya itu kemudian menjadi viral dan menjadi bahan lelucon netizen di Twitter.The Sun via YouTube Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa kesulitan mengenakan masker ketika mengumumkan kelonggaran dalam penerapan lockdown guna memerangi virus corona. Upayanya itu kemudian menjadi viral dan menjadi bahan lelucon netizen di Twitter.

Masih dari sumber yang sama, serikat guru terbesar di Afrika Selatan telah meminta pihak berwenang untuk menutup sekolah sampai jumlah kasus Covid-19 turun.

"Infeksi komunitas telah meningkat sejak pembukaan kembali sekolah-sekolah dan (itu) pasti memengaruhi sekolah-sekolah," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Demokrasi Afrika Selatan (Sadtu), Mugwena Maluleke.

"Di negara ini, virus mencapai puncaknya dan pada saat yang sama, kita berada di musim dingin yang dikenal sebagai musim influenza," katanya.

Ia melanjutkan, jika sekolah tetap terbuka, pelajar, guru, dan staf akademik akan berada pada puncaknya risiko tertular virus saat Afrika Selatan mendekati puncak infeksi.

Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

Italia

Ilustrasi restoran di Turin, Italia buka kembali setelah tutup selama lebih kurang 2 bulan. SHUTTERSTOCK/MIKE DOTTA Ilustrasi restoran di Turin, Italia buka kembali setelah tutup selama lebih kurang 2 bulan.

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan negaranya akan terus menegakkan beberapa tindakan pembatasan setidaknya sampai akhir bulan ini.

"Kita tidak harus mundur satu inci pun pada pencegahan," kata Speranza.

Ia juga mengatakan bahwa pihak berwenang mengawasi semua kedatangan dari luar negeri, termasuk migran yang mendarat di pantai Italia.

Negara itu akan mempertahankan periode karantina wajib selama 14 hari untuk semua orang yang datang dari luar Uni Eropa, kata Speranza.

Baca juga: Saat Beberapa Klub Italia Terancam Bangkrut di Tengah Pandemi Corona...

Peringatan CDC soal pentingnya masker

Pasangan pengantin Kumala dan Putri berbincang dengan mengenakan masker dan pelindung wajah saat simulasi resepsi pernikahan di masa normal baru di Hotel Royal Singosari Cendana, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/7/2020). Kegiatan simulasi resepsi pernikahan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam acara pernikahan guna mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di masa normal baru.ANTARA FOTO/MOCH ASIM Pasangan pengantin Kumala dan Putri berbincang dengan mengenakan masker dan pelindung wajah saat simulasi resepsi pernikahan di masa normal baru di Hotel Royal Singosari Cendana, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/7/2020). Kegiatan simulasi resepsi pernikahan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam acara pernikahan guna mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di masa normal baru.

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield, mengatakan jika semua orang Amerika mengenakan masker, kasus Covid-19 yang meningkat dapat dikendalikan dalam waktu empat hingga delapan minggu.

"Saya pikir jika kita bisa membuat semua orang memakai masker sekarang, kita dapat mengendalikan ini dalam waktu empat, enam, delapan minggu," kata dia.

Lebih lanjut, Robert menjelaskan bahwa mengenakan masker adalah masalah kesehatan masyarakat.

Ia begitu sedih bila permasalahan memakai masker tersebut dipolitisasi oleh berbagai pihak.

Baca juga: Ayo Disiplin, Berikut Alasan Mengapa Harus Tetap Menggunakan Masker Saat Pandemi Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jangan Turunkan Masker ke Dagu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com