Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara Maju Berkompetisi Dapatkan Vaksin Corona

Kompas.com - 12/07/2020, 14:39 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Lebih lanjut, selama ada di suatu tempat, virus dapat bermutasi, bergerak, dan bagian dari ekonomi dunia akan hancur.

Tara Raveendran, kepala penelitian ilmu kehidupan di Shore Capital, menyampaikan bahwa beberapa peneliti, seperti yang ada di BioNTech dan Moderna, sedang mengembangkan teknologi vaksin mRNA, yang memungkinkan peningkatan produksi dengan mudah.

Baca juga: Desakan WHO, Penyebaran Virus Corona, dan Tingginya Kasus Covid-19 di AS...

Namun, ia menambahkan bahwa ini mungkin tidak cukup untuk mengimbangi agenda akses awal negara-negara tertentu.

"Gagasan bahwa negara-negara yang mampu, akan bergerak terlebih dahulu untuk mengamankan sumber daya yang langka dan perlu dibagikan secara merata pasti menimbulkan masalah," imbuh dia.

Raveendran mencatat bahwa penimbunan vaksin Covid-19 akan membuat pengembangannya menjadi upaya yang layak secara komersial, itu bisa merugikan kesehatan masyarakat.

"Kita harus sangat menyadari bagaimana mendistribusikan sumber daya yang sangat terbatas pada awalnya," lanjut dia.

Goldin menambahkan, jika virus bermutasi di bagian dunia yang tidak dapat mengakses vaksin, Covid-19 akan menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat global, bahkan bagi mereka yang diimunisasi.

"Kami tidak tahu berapa lama vaksin ini akan bertahan dan seberapa efektif mereka," tutur dia. Sehingga, lanjutnya, itu bukan solusi baik dengan alasan keadilan atau demi kepentingan pribadi.

Baca juga: Apakah Vaksin Virus Corona Aman dan Efektif? AS Akan Melihatnya Akhir Tahun Ini

Jauh dari penemuan vaksin

Menurut John Rountree, mitra pengelola di Novasecta, tantangan distribusi dan pasokan jauh lebih dapat dipecahkan daripada menemukan vaksin yang berfungsi.

"Akses yang adil membutuhkan kolaborasi antara perusahaan farmasi, pemerintah, dan organisasi yang berpusat pada pasien, tetapi saya tidak ragu bahwa itu akan diselesaikan," ujarnya.

Ia menilai, perusahaan farmasi memiliki kepentingan dalam profitabilitas bagi pemegang saham. Sementara itu, pemerintah memiliki kepentingan untuk membuat orang diperlakukan dengan sama.

Presiden Donald Trump telah menyuarakan ambisi untuk vaksin yang akan dikembangkan dan didistribusikan pada akhir tahun ini. Hal itu dilakukan dalam sebuah proyek yang dijuluki Operation Warp Speed.

Meski begitu, para ahli medis, termasuk Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular top pemerintah AS, telah meragukan tujuan Trump .

Sejauh ini, WHO mengungkapkan bahwa setidaknya ada 160 vaksin Covid-19 yang potensial sedang diuji di seluruh dunia.

Baca juga: Bisa Menyebar Lewat Udara, Bagaimana Cegah Virus Corona di Ruangan Tertutup?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com