Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Avigan dan Daftar Obat yang Gagal Memberi Manfaat bagi Pasien Covid-19

Kompas.com - 11/07/2020, 18:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan dan para ahli masih terus berusaha menemukan obat yang efektif bagi pasien Covid-19. Namun sejauh ini hasilnya belum signifikan. 

Terbaru, pengujian obat Avigan yang dilakuan di Jepang disebut tidak mencapi hasil yang meyakinkan.

Fujita Health University, lembaga yang melakukan pengujian, menyebut bahwa tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dari pasien yang mengonsumsi Avigan begitu dinyatakan sakit, dengan pasien yang mengonsumsi Avigan setelah menjalani perawatan lebih dulu.

Melansir The Mainichi (10/7/2020) Avigan, dikenal juga sebagai favipiravir, adalah sebuah obat yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical Co., anak usaha dari Fujifilm Holdings Corp.

Obat ini awalnya digadang-gadang sebagai obat yang ampuh bagi pasien Covid-19. Namun, hasil studi yang dilakukan terhadap 89 pasien di Jepang menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

"Ada kecenderungan menurunkan demam atau membasmi virus pada mereka yang diberi obat itu, tetapi hasilnya tidak signifikan," kata Yohei Doi, seorang profesor di Fujita Health University, dalam sebuah konferensi pers online.

Hasil studi Avigan

Dalam studi tersebut, 89 pasien yang terinfeksi dengan gejala ringan atau tanpa gejala di 47 fasilitas di seluruh Jepang mengambil bagian.

Namun, satu pasien memutuskan untuk menarik diri di tengah studi, sehingga 88 pasien yang tersisa dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok diberikan Avigan dari hari pertama penelitian dan yang lain mulai menerima Avigan pada hari keenam.

Para peneliti kemudian membandingkan kedua kelompok tersebut, kriteria yang dilihat antara lain lama waktu virus corona menghilang dari tubuh mereka serta periode waktu yang dibutuhkan untuk meredakan demam.

Baca juga: Jokowi Pesan Obat Virus Corona, Ini Profil Fujifilm Toyama Produsen Avigan

Di antara mereka yang menggunakan Avigan sejak hari pertama, 66,7 persen melihat virus itu hilang pada pagi hari keenam, sementara 56,1 persen dari mereka dengan dosis tertunda menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang sama pada pagi yang sama.

Butuh rata-rata 2,1 hari untuk kelompok pertama mengalami penurunan demam, sedangkan pada kelompok kedua butuh 3,2 hari. 

Karena Avigan dapat menghambat replikasi virus dalam sel, para ahli mengatakan itu dapat membawa perbaikan pada pasien tetapi tidak dapat diberikan kepada ibu hamil atau wanita yang kemungkinan akan hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir.

Hydroxychloroquine dan lopinavir/ritonavir

Hasil studi Fujita Health University membuat Avigan masuk ke dalam daftar obat yang gagal memberi manfaat signifikan bagi pasien Covid-19.

Sebelumnya, obat malaria hydroxychloroquine, dan obat HIV lopinavir/ritonavir telah terlebih dulu masuk dalam daftar ini.

Melansir Reuters, (5/7/2020) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Sabtu, (4/7/2020) bahwa mereka menghentikan percobaan obat malaria hydroxychloroquine dan kombinasi obat HIV lopinavir/ritonavir.

Percobaan pada pasien rawat inap karena Covid-19 ini dihentikan setelah obat-obat tersebut gagal mengurangi tingkat kematian pada pasien.

“Hasil uji coba sementara ini menunjukkan bahwa hydroxychloroquine dan lopinavir/ritonavir menghasilkan sedikit atau tidak ada dampak pada pengurangan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit jika dibandingkan dengan perawatan standar,” kata WHO. 

Baca juga: WHO Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin dan Obat HIV pada Pasien Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Dexamethasone

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com