Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaldera Toba Ditetapkan Jadi UNESCO Global Geopark

Kompas.com - 08/07/2020, 14:18 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu keindahan alam yang termasyhur dari Indonesia, khususnya dari Pulau Sumatera, adalah Danau Toba.

Danau ini merupakan danau air tawar tektovulkanik terluas di Asia Tenggara, bahkan terluas kedua di dunia.

Kawasan ini juga dikenal dengan pemandangannya yang indah sehingga mengundang jutaan wisaatawan domestik maupun internasional untuk datang menikmati secara langsung pesonanya.

Baru-baru ini, Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) PBB. 

Informasi ini dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah saat dihubungi pada Rabu (8/7/2020).

"Betul, Kemlu juga sudah men-tweet informasi tersebut," kata Teuku kepada Kompas.com, 8 Juli 2020. 

Baca juga: Cara Wisata Virtual Urban Legend dan Geopark, dari TPU Jeruk Purut sampai Gunung Rinjani

Promosi budaya dan produk lokal 

Berdasarkan informasi di laman resmi Kementerian Luar Negeri, keputusan ini ditetapkan pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO, Selasa (7/7/2020) di Paris, Perancis.

Duta Besar Indonesia untuk Perancis Arrmanatha Nasir menyebutkan, ada manfaat yang bisa diperoleh Indonesia, khususnya bagi wilayah dan masyarakat di sekitar Kaldera Toba.

"Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network, khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal," kata Arrmanatha.

Selain itu, penetapan ini dapat mendorong terjadinya pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.

Masyarakat pun bisa mempromosikan budaya dan produk lokal kepada lingkup yang lebih luas, yang otomatis akan melahirkan penciptaan lapangan kerja.

Namun demikian, penetapan ini juga menjadi tanggung jawab bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk bisa meningkatkan sembari terus menjaga kelestarian lingkungan juga keutuhan kawasan.

Baca juga: Karena Virus Corona, Kegiatan Geopark Run Belitung Ditunda

Proses panjang

Anak-anak di Desa Papande salah satu penghasil ulos terbaik di tanah BatakKompas.com / Gabriella Wijaya Anak-anak di Desa Papande salah satu penghasil ulos terbaik di tanah Batak

Arrmanatha menjelaskan, hasil yang didapat Indonesia ini bukanlah sesuatu yang instan, melainkan telah melalui proses yang panjang.

"Proses persiapan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO bagi Kaldera Toba menunjukkan komitmen tinggi dan kerja sama yang baik dari semua pihak di Indonesia sejak awal proses, dari pengumpulan data, menyelenggarakan berbagai workshop, penyusunan, dan negosiasi dokumen nominasi untuk diajukan ke UNESCO," ujar dia.

Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.

Oleh karena itu, negara-negara anggota UNESCO mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi dengan dijadikan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.

Proses penilaian ini sebenarnya sudah dilakukan pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, 31 Agustus-2 September 2019.

Tidak hanya Kaldera Toba yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark dalam kesempatan itu, tetapi ada juga 15 lokasi lain dari berbagai dunia yang mendapatkan pengakuan yang sama.

Indonesia sebelumnya sudah memiliki empat lokasi yang menjadi UNESCO Global Geopark, yaitu Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.

Baca juga: Kekayaan Alam Danau Toba yang Akan Jadi UNESCO Global Geopark

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com