Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perbedaan Kalung Antivirus Kementan dan "Shut Out" dari Jepang

Kompas.com - 06/07/2020, 14:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan, publik diramaikan dengan adanya produk kalung dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang diklaim sebagai antivirus corona.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut produk berbasis eucalyptus itu telah melalui pengujian dan mampu membunuh virus influenza, virus Beta dan gamma corona hingga 80-100 persen.

Beberapa bulan sebelumnya, saat awal-awal pandemi virus corona, produk serupa juga ramai diperbincangkan oleh warganet.

Adalah kalung " Virus Shut Out" yang diklaim dapat melindungi tubuh dari paparan virus corona.

Baca juga: Klaim Antivirus Corona, Epidemiolog: Menurunkan Kewaspadaan Masyarakat

Sama-sama diklaim sebagai antivirus corona, apa perbedaan kedua produk itu?

Kalung "Shut Out"

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 31 Maret 2020, dokter spesialis peremajaan kulit dr Haekal Anshari menegaskan, tak ada manfaat yang didapatkan dari kalung "Shut Out" itu.

Alih-alih mendapat manfaat, Haekal mengatakan bahwa kalung itu justru berisiko pada kesehatan manusia, jika benar-benar mengandung klorin (chlorine).

"Klorin adalah senyawa yang digunakan untuk sterilisasi mulai dari sterilisasi air hingga kolam renang, klorin bisa menjadikan rabun pada manusia dan tergantung dari kadar tersebut," kata Haekal.

Menurut Haekal, sesuatu yang tergolong disinfektan tidak untuk digunakan pada permukaan makhluk hidup.

Dengan kadar rendah, klorin dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, menimbulkan batuk, nyeri tenggorokan, iritasi kulit dan mata, serta gatal-gatal.

Bahkan klorin bisa berakibat pada gangguan pasokan oksigen ke paru-paru dan penyempitan bronkus jika memiliki kadar tinggi.

Risiko-risiko itu membuat produk "Shut Out" ini dilarang di seluruh Asia, seperti dikutip dari Hong Kong Free Press.

Selain itu, produk tersebut juga telah dilarang oleh eBay dan oleh beberapa pemerintah berwenang di wilayah AS, sementara pihak berwenang Vietnam dan Thailand disebutkan telah menyita produk tersebut. 

Meskipun demikian, kalung yang disebut-sebut dari Jepang ini masih dapat dijumpai di sejumlah e-commerce di Indonesia. Produk ini dijual bervariasi antara Rp 50.000 hingga Rp 180.000. 

Baca juga: [HOAKS] Kalung Shut Out Dapat Cegah Virus Masuk ke Tubuh

Kalung Kementan

Kementan akan memproduksi kalung dari tanaman eucalyptus yang diklaim mampu membunuh virus.DOK. Humas Kementerian Pertanian Kementan akan memproduksi kalung dari tanaman eucalyptus yang diklaim mampu membunuh virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com