Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Jauh tentang Animal Hoarding, Perilaku Orang yang Suka Mengumpulkan Banyak Binatang

Kompas.com - 05/07/2020, 19:31 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

Sementara itu, menurut jurnal yang diterbitkan dalam The Canadian Veterinary Journal La Revue vétérinaire canadienne, animal hoarder didefinisikan sebagai seseorang yang mengumpulkan binatang dalam jumlah besar dan melakukan hal-hal berikut:

  • Gagal menyediakan standar nutrisi minimal dari binatang-binatang yang dikumpulkan
  • Gagal menindaklanjuti kondisi yang buruk pada hewan (penyakit, kelaparan, hingga kematian) dan lingkungan (kepadatan yang berlebihan, kondisi yang tidak bersih)
  • Tidak menyadari dampak negatif dari tindakannya pada kesehatan dan kondisinya sendiri maupun orang lain

Baca juga: Dari Cikini Pindah ke Ragunan, Kisah Kebun Binatang Pertama di Indonesia

Tidak berlaku bagi semua pemelihara banyak binatang

Untuk itu, tidak semua orang yang memiliki banyak binatang dapat disebut sebagai animal hoarder.

Ada sejumlah tanda yang dapat mengindikasikan bahwa seseorang mungkin adalah animal hoarder, yaitu:

  • Memiliki banyak binatang dan kemungkinan tidak mengetahui jumlah yang ia rawat
  • Rumah cenderung kotor atau tidak memiliki kondisi baik
  • Adanya kutu dan hama
  • Terlihat terisolasi dari masyarakat dan cenderung mengabaikan diri sendiri
  • Bersikeras bahwa hewan yang dipelihara sehat meskipun ada tanda-tanda penyakit yang jelas terlihat

Jadi, sederhananya, animal hoarder adalah orang yang mengumpulkan hewan dalam jumlah besar dan tidak dapat menyediakan kebutuhan dasar sesuai standar yang baik, serta cenderung tidak sadar dan tidak mengakui kondisi buruk pada hewan-hewannya.

Baca juga: Manfaat di Balik Desain Ruangan dengan Aksen Tanaman Hias

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com