Pada bulan April, virus telah menyebar tidak terkendali di Amerika Serikat begitu lama sehingga jumlah kasus yang dikonfirmasi hanya di satu negara telah melampaui kasus di Eropa.
Selama lebih dari sebulan, Amerika Serikat sendiri melaporkan lebih dari sepertiga dari infeksi dunia.
WHO bahkan menyatakan Amerika Selatan sebagai pusat epicentrum pada akhir Mei.
Memasuki bulan Juni, Brasil melampaui Amerika Serikat dengan jumlah infeksi harian tertinggi di negara mana pun.
Brasil telah mencatat lebih dari 1,3 juta kasus virus yang dikonfirmasi dan lebih dari 50.000 kematian, sementara Peru dan Chili masing-masing memiliki lebih dari 250.000 kasus.
Di Asia Selatan, India juga sangat terpukul oleh virus ini, dengan lebih dari 500.000 kasus yang dikonfirmasi di negara tersebut - yang merupakan kasus keempat terbanyak di dunia.
Butuh 45 hari bagi dunia untuk meningkat dari dua juta kasus menjadi enam juta.
Disebutkan hanya perlu 28 hari untuk mendaki empat juta lagi. Apabila virus tidak melambat, diprediksi dunia akan mencapai 20 juta kasus pada bulan September.
Baca juga: Covid-19 di Brasil Capai 1 Juta Kasus, Hampir 50.000 Pasien Meninggal
Melihat tren pertambahan kasus global, epidemolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut, kondisi saat ini menunjukkan bahwa pandemi masih jauh dari akhir.
"Salah satunya terlihat dari kasus yang terus meningkat tajam, terutama data kasus baru ini didapat dari negara-negara dengan kapasitas strategi testing yang bagus," kata Dicky dikutip dari Kompas.com, (29/6/2020).
Selain itu, ada dua pelajaran penting yang bisa diambil oleh Indonesia di tengah pandemi ini.
Yaitu melakukan testing yang masif dan agresif agar dapat mengetahui sebagian besar penderita Covid-19 atau pembawa virus.
"Kedua, respons cepat dan tepat pemerintah di setiap tingkatan. Sudah terbukti baik secara ilmiah ataupun sejarah" sambungnya. Menurut Dicky, langkah ini terbukti akan berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian pandemi.
(Sumber: Kompas.com/Vina Fadhrotul Mukaromah | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Sari Hardiyanto)