Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Tempat Sempit dan Tertutup agar Terhindar dari Virus Corona, Ini Alasannya...

Kompas.com - 29/06/2020, 18:47 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Tidak hanya imbauan untuk menjauhi keramaian, menghindari tempat sempit dan tertutup dengan sirkulasi udara yang tidak baik sebaiknya juga dilakukan.

Hal itu agar risiko terinfeksi virus corona bisa dihindari. 

"Virus ini benar-benar menyukai orang-orang yang berada di dalam ruangan tertutup untuk waktu yang lama dalam kontak dekat," ujar profesor kedokteran pencegahan di Vanderbilt University William Schaffner, sebagaimana dikutip dari Business Insider (9/6/2020).

Di beberapa negara, imbauan agar orang-orang menjauhi tempat tertutup ini terangkum dalam imbauan yang dikenal dengan 3 C.

Secara prinsip, 3 C ini meliputi menjauhi: crowded (keramaian), confinement (tertutup) dan contact (kontak).

Baca juga: Protokol VDJ untuk Mengurangi Risiko Penularan Corona, Apa Itu?

Kontak (contact)

Kontak adalah upaya pencegahan dalam rangka menjaga jarak sosial.

Pencegahan ini dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan baik dan sering, serta menjaga jarak setidaknya enam kaki

“Setiap 15 menit percakapan tatap muka antara orang-orang yang berjarak enam kaki satu sama lain merupakan kontak dekat,” ujar Dr. Muge Cevik, seorang ahli penyakit menular dan virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Andrews Andrew di Skotlandia melansir dari New York Times (6/6/2020)

Semakin lama percakapan dan semakin dekat kedekatan fisik maka semakin besar risiko tertular virus corona

Ruang tertutup (confinement)

Ini merujuk pada imbauan untuk menghindari ruang tertutup.

Kegiatan di ruangan tertutup dalam jumlah besar orang lebih berisiko menyebarkan virus dibandingkan dengan acara yang diadakan di luar.

Apalagi jika ventilasi dalam gedung dinilai buruk atau jendela ruangan tidak terbuka.

Infeksi di ruang tertutup juga banyak ditemukan di kendaraan seperti bus dan van.

"Ketika ada udara yang stagnan, tetesan bisa bertahan lebih lama dari yang Anda harapkan, dan akan ada banyak kontaminasi pada permukaan," kata Dr. Muge Cevik.

Menurut dia aliran udara segar lebih baik karena akan mengencerkan virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com