Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Terlalu Lama Duduk Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Kompas.com - 23/06/2020, 07:07 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Selain bahaya dari menatap komputer terlalu lama, bekerja sembari duduk dalam waktu lama juga memiliki risiko kesehatan yang tinggi, 

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan Kamis, 18 Juni 2020 di JAMA Oncology, terlalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko kanker.

"Ini adalah studi pertama yang secara definitif menunjukkan hubungan yang kuat antara tidak bergerak dan kematian akibat kanker," kata penulis utama Dr. Susan Gilchrist, seorang profesor pencegahan kanker klinis di MD Anderson Cancer Center di University of Texas dilansir dari CNN International.

Namun, mengganti setidaknya 30 menit duduk dengan aktivitas fisik ringan, sedang atau kuat dapat menurunkan risiko itu, tambahnya.

"Temuan kami menegaskan bahwa penting untuk duduk lebih sedikit dan bergerak lebih banyak," kata Gilchrist.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama? Simak 3 Tips Hindari Nyeri Pinggang

Hasil studi

Studi ini meminta sekitar 8.000 orang untuk memakai alat pelacak, atau akselerometer, selama jam bangun mereka dalam waktu tujuh hari berturut-turut pada periode waktu antara 2009 dan 2013.

Tidak ada partisipan yang menderita kanker pada awal penelitian.

Setelah lima tahun penelitian, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang tidak aktif bergerak memiliki risiko 82 persen lebih tinggi meninggal akibat kanker dibandingkan dengan orang yang lebih aktif.

Hasil ini tidak berubah bahkan setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan status penyakit.

Baca juga: Pahami, Risiko Sakit Bokong karena Terlalu Lama Duduk

Pengaruh gaya hidup

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen kematian akibat kanker dapat dicegah melalui pilihan gaya hidup sehat, seperti pola makan sehat, berolahraga dan tidak merokok.

Namun, pada kasus hubungan antara duduk dan kanker, penelitian sebelumnya mengandalkan perilaku yang dilaporkan sendiri, bukan data objektif.

Dengan mengharuskan partisipan dalam penelitian ini untuk memakai alat pelacak kebugaran, para peneliti dapat memperkirakan secara lebih akurat dampak aktivitas olahraga pada hasilnya.

Mereka menemukan bahwa orang yang mengganti 30 menit duduk dengan aktivitas ringan, seperti berjalan, mengurangi risiko kanker sebesar 8 persen.

"Percakapan dengan pasien saya selalu dimulai dengan mengapa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga," kata Gilchrist, yang memimpin Program Jantung Sehat MD Anderson.

Baca juga: Operasi demi Punya Bokong Besar, Perempuan Ini Tak Bisa Duduk 6 Bulan

Dia pun memberi tahu mereka untuk mempertimbangkan berdiri selama 5 menit setiap jam di tempat kerja atau naik tangga alih-alih menggunakan lift.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com