Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Energi Surya Berjaya Gegara Corona

Kompas.com - 22/06/2020, 10:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PAGEBLUK Corona menggaris-bawahi gejala perubahan peradaban bahwa masa kejayaan energi minyak bumi segera berakhir di planet bumi ini.

Melemahnya industri penerbangan menyebabkan langit makin bersih sehingga energi surya bisa lebih leluasa makin berperan dalam mendukung gerak laju peradaban umat manusia.

Energi

Langit makin cerah dan jernih akibat polusi emisi energi minyak bumi yang merosot menyebabkan sel-sel pembangkit tenaga surya bisa bekerja lebih efektif dan produktif.

Konon pada April 2020, pembangkit tenaga surya Inggris mencapai 9,7 gigawat yang berarti 30 persen dari pasokan tenaga listrik dan 10 kali lipat kelaziman kerajaan Inggris.

Pasokan tenaga surya di Jerman pada April 2020 mencapai 23 persen dibanding dengan 8 persen pada April 2019.

Tidak diketahui data pasokan tenaga surya di Indonesia di kawasan tropis yang seharusnya lebih tinggi ketimbang Inggris dan Jerman yang relatif lebih kecil dalam daya penerimaan sinar matahari untuk diolah menjadi energi.

Efisiensi

Sel pembangkit tenaga surya pertama diproduksi oleh Bell Labs di New Jersey, USA pada tahun 50an abad XX dengan kadar efisiensi hanya 6 persen yang menyebabkan harganya masih sangat mahal.

Maka, saran saya pada 90-an abad XX untuk gerakan Daya Surya Masuk Desa di Indonesia dicemooh sebagai omong kosong impian orang goblok di siang hari belaka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com