Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Gerhana Matahari Cincin Terlihat di Aceh, Ketertutupannya Cukup Besar

Kompas.com - 21/06/2020, 16:44 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antarikasa (Lapan) Andi Pangerang mengatakan, gerhana matahari cincin solstis 2020 telah teramati di Provinsi Aceh.

"Di antara semua lokasi penampakan gerhana matahari cincin (GMC) di Indonesia kali ini, Aceh memang paling awal dan ketertutupannya cukup besar," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/6/2020).

Ia menjelaskan, fase-fase dalam gerhana matahari cincin yang terjadi di Aceh terbagi menjadi 3 bagian.

Pertama, fase parsial awal, kemudian fase puncak, dan fase kontak parsial akhir.

"Di Sabang, Aceh misalnya, fase parsial awal terjadi pada pukul 13.15 WIB, fase puncak pukul 14.35 WIB, dan fase kontak parsial akhir terjadi pukul 15.43 WIB," jelas Andi.

Andi menyebutkan, ketertutupan GMC yang terjadi di Sabang yakni sebesar 12,82 persen dengan lebar gerhana 0,231.

Sementara, keseluruhan durasi terjadi selama 2 jam 27 menit dan 7 detik.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Solstis Hari Ini Terjadi Lagi Tahun 2039 

Akun media sosial Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, juga mengunggah perjalanan terlihatnya GMC di Aceh.

Lain halnya dengan Kota Langsa, Aceh. Di sana, fase parsial awal terjadi pada pukul 13.32 WIB.

"Untuk puncaknya pada pukul 14.45 WIB dan fase parsial akhir pukul 15.47 WIB," kata Andi.

Adapun ketertutupan sebesar 10,9 persen dan lebar gerhana sebesar 0,207.

Durasi keseluruhan GMC di Kota Langsa berlangsung lebih cepat dari Sabang, yakni 2 jam 14 menit dan 33 detik.

Berikut persentase ketertutupan GMC yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia:

Ketertutupan kurang dari 10 persen

  • Pulau Sumatera kecuali Aceh bagian Utara, Bengkulu bagian Selatan dan Lampung bagian Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung,
  • Kepulauan Riau (minus Natuna)
  • Kalimantan Barat bagian Selatan
  • Kalimatan Tengah bagian Selatan
  • Kalimantan Selatan bagian Selatan
  • sebagian besar Pantai Utara (Pantura) Jawa ditambah dengan Purwodadi, Sragen dan Blora
  • Jawa Timur (minus Pacitan, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Kabupaten Malang bagian Selatan)
  • Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi Selatan bagian Selatan, dan Pulau Wetar (Kabupaten Maluku Barat Daya)

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Ketertutupan antara 10-20 persen

  • Aceh bagian Utara 
  • Kepulauan Natuna
  • Kalimantan Barat bagian Utara
  • Kalimantan Tengah bagian Utara
  • Kalimantan Selatan bagian Utara (Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Kotabaru, Balangan)
  • Kalimantan Timur (minus Kabupaten Berau)
  • Sulawesi Selatan bagian Utara (Luwu Utara hingga Pare-Pare)
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah (minus Banggai, Banggai Kepulauan, Toli-Toli, Buol, Kepulauan Togian)
  • Sebagian Maluku: Buru Selatan, Maluku Barat Daya (minus Pulau Wetar), Kepulauan Tanimbar

Ketertutupan antara 20-30 persen

  • Kabupaten Berau
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Utara (minus Kepulauan Sangihe-Talaud, Manado, Bitung dan Tomohon)
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah: Banggai, Banggai Kepulauan, Toli-Toli, Buol, Kepulauan Togian
  • Maluku Utara: Kepulauan Sula, Halmahera Selatan
  • Maluku: Pulau Seram, Pulau Ambon, Kepulauan Kai, Kepulauan Aru
  • Papua Barat: Fak-Fak, Kaimana
  • Papua: Mimika, Asmat, Boven Digul, Mappi, Merauke

Ketertutupan antara 30-40 persen

  • Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe, Manado, Bitung, dan Tomohon
  • Maluku Utara (minus Kepulauan Sula, Halmahera Selatan)
  • Papua Barat (minus Fak-Fak, Kaimana)
  • Papua (minus Mimika, Asmat, Boven Digul, Mappi, Merauke)

Ketertutupan antara 40-50 persen

  • Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud

Tidak mengalami gerhana:

  • Bengkulu bagian Selatan
  • Lampung bagian Selatan
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah (minus Batang, Kendal, Semarang Raya, Demak, Grobogan, Rembang, Blora)
  • Jawa Timur: Pacitan, Ponorogo, Magetan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Kabupaten Malang bagian Selatan

GMC akan mengalami ketertutupan maksimum di Indonesia jika diamati dari Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Andi menjelaskan, magnitudo gerhana di Miangas ketika puncak gerhana sebesar 56,52 persen dengan obskurasi atau ketertutupan piringan Matahari akibat gerhana sebesar 46,21 persen.

"Gerhana di Miangas akan dimulai pada pukul 15.22 WITA dari arah 24 derajat Barat ke Utara, kemudian mengalami puncaknya pada pukul 16.32 WITA dari arah 22 derajat Barat ke Utara dan berakhir pada pukul 17.32.34 WITA dari arah 23 derajat Barat ke Utara menjelang Matahari terbenam," papar Andi.

Durasi gerhana di Miangas akan berlangsung paling lama dibandingkan di wilayah Indonesia lainnya yakni sebesar 2 jam 10 menit 11 detik.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar Wilayah Indonesia Yang Bisa Saksikan gerhana Matahari Cincin 20 Juni 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com