KOMPAS.com - Setiap negara yang di wilayahnya sudah ditemukan virus corona penyebab Covid-19 melakukan berbagai intervensi untuk menekan laju penularan penyakit itu.
Salah satu intervensi yang banyak dipilih adalah melakukan karantina, kuncian atau lockdown, baik untuk wilayah terbatas atau secara nasional.
Penguncian ini membuat masyarakat di dalam suatu wilayah tidak bisa keluar dan sebaliknya, orang dari luar pun tidak bisa masuk ke dalam wilayah tersebut.
Sehingga, risiko adanya virus yang dibawa oleh orang dari luar wilayah bisa diminimalisasi.
Baca juga: Update Corona di Dunia 6 Juni: 6,8 Juta Orang Terinfeksi | Kota Jeddah Kembali Lockdown
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan di Nature, upaya penguncian ini memiliki dampak yang luar biasa signifikan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona di Eropa.
Setidaknya, dalam penelitian tersebut menyebutkan, kebijakan penguncian yang diterapkan mencegah terjadinya sekitar 3,1 juta kematian di awal Mei 2020.
Dari jumlah kematian yang bisa dicegah itu, 470.000 di antaranya ada di negara Inggris.
Para peneliti juga memperkirakan, jika tidak ada tindakan yang diambil, secara kumulatif antara 12 dan 15 juta orang telah terinfeksi pada awal Mei di 11 negara.
Jumlah tersebut setara dengan 3,2-4 persen dari jumlah populasi 11 negara tersebut.
Ahli yang melakukan pemodelan wabah penyakit dari Imperial College London menyebut kebijakan lockdown ini menekan terjadinya penularan yang menyebabkan infeksi hingga sebanyak 81 persen.
Lockdown juga menurunkan angka reproduksi penyakit (R) menjadi di bawah 1 untuk semua negara yang peneliti amati.
R di bawah 1, artinya 1 orang yang terinfeksi sebuah penyakit menular, dalam hal ini Covid-19, rata-rata hanya menularkan ke kurang dari 1 orang lainnya.
Apabila pelonggaran penguncian dilakukan, angka R ini bisa naik dan tetap di atas 1. Dalam kondisi tersebut, wabah akan tumbuh secara eksponensial, atau memiliki pola yang terus membesar.
Baca juga: 3C, Rahasia Jepang Kendalikan Covid-19 Tanpa Berlakukan Lockdown
Para peneliti juga menghitung bahwa intervensi menyebabkan jumlah reproduksi turun rata-rata 82 persen, menjadi di bawah satu.
Tim dari Imperial mengumpulkan data kematian akibat Covid-19 dari 11 negara Eropa seperti Inggris, Italia, Perancis, Spanyol, dan Jerman.