Oleh karena itu, sejumlah orang banyak yang berupaya mengarsipkan foto-foto yang ada di negatif film.
"Negatif film rentang exposure-nya kalah dibanding kemampuan sensor dalam kamera digital. Kemudian ketika disimpan dalam waktu lama, kualitas gambarnya akan menurun," ujar Taufan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
Terkait adanya aplikasi scan negatif film pada ponsel, Taufan megatakan, aplikasi tersebut membuat praktis dan murah, namun kemampuan pindainya masih kalah dengan scanner khusus film.
Tak hanya itu, kekurangan pada aplikasi scan negatif film yakni mengurangi ketajaman gambar, kemampuan makro terbatas, tidak ada fasilitas dust remover, resoluasi terbatas pada kemampuan kamera ponsel.
Baca juga: Viral Video Tenaga Medis Parodikan Film Kera Sakti di Sebuah Rumah Sakit
Sementara itu, fotografer senior Darwis Triadi mengungkapkan, kehadiran aplikasi scan negatif film tersebut dinilai baik.
"Dulu orang menggunakan kamera analog katanya warna lebih bagus, sebetulnya tidak. Intinya kehadiran film ini kalau mau dicetak secara analog, harganya sangat mahal dan di Indonesia rasanya tidak ada laboratorium cetak analog yang bagus," ujar Darwis saat dihubungi secara terpisah Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
Di sisi lain, seniman visual, Pandji Vasco Da Gama menyampaikan, negatif film cenderung tidak fleksibel dan kepekaan cahayanya yang tersedia juga terbatas.
Baca juga: Di Balik Layar Viralnya PADAR, Film Animasi Karya Anak Bangsa
Selain itu, negatif film perlu perawatan khusus untuk menyimpannya agar kelembapan terjada dan aman untuk jangka waktu yang lama.
"Dengan perawatan itu, negatif film harus berih dari debu, dan tidak baret," ujar Pandji kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
Tanggapan Pandji terkait adanya aplikasi scan negatif film pun disebut baik, namun kualitas gambar cenderung menurun.
"Untuk keperluan reproduksi saja tidak masalah, tetapi sekarang banyak yang mau eksplorasi dengan memotret analog tetapi printing digital, bagi saya kurang maksimal," lanjut dia.
Menurutnya, untuk cetak analog paling sempurna yakni menggunakan scanner yang memang diproduksi untuk kebutuhan profesional.
Terkait kualitas gambar, Pandji menyampaikan, untuk analog sebaiknya menggunakan pengambilan hingga proses cetaknya memakai proses analog dengan proyeksi dan kimia, tidak dengan printing.
Baca juga: 10 Rekomendasi Film yang Layak Ditonton Bersama Keluarga di Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.