Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Scan Negatif Film Kini Lebih Mudah Pakai Aplikasi di Ponsel

Kompas.com - 04/06/2020, 19:13 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menampilkan tutorial cara men-scan gambar dari negatif film menggunakan suatu aplikasi di ponsel beredar di media sosial pada Senin (1/6/2020).

Dalam unggahan tersebut, dilengkapi dengan video seseorang memilih negatif film yang akan di-scan, dan memotret negatif film tersebut menggunakan ponsel.

Hasilnya, muncul gambar berwarna yang ada pada negatif film yang telah dipilih.

"Mungkin ada yang membutuhkan tutorial ini," tulis akun Twitter Forza Bintang Wirayasa, @bintangwirayasa dalam twitnya.

Baca juga: Viral Twit soal Kondisi Tubuh Ketika Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Dokter

Hingga kini, video tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 600.000 kali tayangan dan telah disukai sebanyak lebih dari 49.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Viral, Video Anggota Marinir Adu Mulut dengan Warga yang Tak Mau Gunakan Masker

Lantas, bagaimana cara men-scan negatif film agar kita dapat melihat gambar yang jelas?

Dalam twit itu, ada seorang warganet, @goleranselalu yang turut menjajal tutorial tersebut namun dengan fitur kamera bawaan yang telah terinstal otomatis dari ponsel.

"Pake kamera biasa juga bisa nder pake efek negative, mayan ga ngabisin memori buat install," tulis akun @goleranselalu dalam twitnya, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Viral, Video Motor Terbakar karena Disemprot Disinfektan, Bagaimana Bisa?

Saat dikonfirmasi, pemilik akun @goleranselalu yang tidak ingin disebut nama aslinya ini menjelaskan, ia menggunakan fitur bawaan ponsel dan menggunakan negatif film berukuran agak besar.

"Saya pakai ukuran standar ponsel saja, kalau foto filmnya punya saya kebetulan ukurannya agak besar. Tapi, pakai ukuran kecil juga bisa, asal fokusnya dapet," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

"Saya pakai kamera hape biasa, kebetulan di hape ada efek negatif," lanjut dia.

Ia menjelaskan, agar foto mendapatkan tampilan positif, maka harus menggabungkan dua unsur negatif yakni negatif pada film dan negatif pada fitur ponsel.

Kemudian, persiapkan background yang lebih terang di mana kondisi ini membuat tembus cahaya pada negatif film.

Selanjutnya, ponsel di mode negative effect dan diarahkan pada negatif film yang telah disiapkan. Hal itu menurutnya membuat foto dapat dilihat lebih jelas dengan efek tersebut.

Baca juga: Viral Video Kecelakaan Tunggal di Tol Pemalang-Batang, Mobil Ditembus Besi Pembatas Jalan

Sisi lain negatif film

Sementara itu, jurnalis foto lepas dan dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang, Taufan Wijaya mengatakan, negatif film memiliki kelemahan dalam kualitas gambar saat telah disimpan dalam jangka waktu lama.

Oleh karena itu, sejumlah orang banyak yang berupaya mengarsipkan foto-foto yang ada di negatif film.

"Negatif film rentang exposure-nya kalah dibanding kemampuan sensor dalam kamera digital. Kemudian ketika disimpan dalam waktu lama, kualitas gambarnya akan menurun," ujar Taufan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Terkait adanya aplikasi scan negatif film pada ponsel, Taufan megatakan, aplikasi tersebut membuat praktis dan murah, namun kemampuan pindainya masih kalah dengan scanner khusus film.

Tak hanya itu, kekurangan pada aplikasi scan negatif film yakni mengurangi ketajaman gambar, kemampuan makro terbatas, tidak ada fasilitas dust remover, resoluasi terbatas pada kemampuan kamera ponsel.

Baca juga: Viral Video Tenaga Medis Parodikan Film Kera Sakti di Sebuah Rumah Sakit

Dinilai baik

Sementara itu, fotografer senior Darwis Triadi mengungkapkan, kehadiran aplikasi scan negatif film tersebut dinilai baik.

"Dulu orang menggunakan kamera analog katanya warna lebih bagus, sebetulnya tidak. Intinya kehadiran film ini kalau mau dicetak secara analog, harganya sangat mahal dan di Indonesia rasanya tidak ada laboratorium cetak analog yang bagus," ujar Darwis saat dihubungi secara terpisah Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Di sisi lain, seniman visual, Pandji Vasco Da Gama menyampaikan, negatif film cenderung tidak fleksibel dan kepekaan cahayanya yang tersedia juga terbatas.

Baca juga: Di Balik Layar Viralnya PADAR, Film Animasi Karya Anak Bangsa

Selain itu, negatif film perlu perawatan khusus untuk menyimpannya agar kelembapan terjada dan aman untuk jangka waktu yang lama.

"Dengan perawatan itu, negatif film harus berih dari debu, dan tidak baret," ujar Pandji kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Tanggapan Pandji terkait adanya aplikasi scan negatif film pun disebut baik, namun kualitas gambar cenderung menurun.

"Untuk keperluan reproduksi saja tidak masalah, tetapi sekarang banyak yang mau eksplorasi dengan memotret analog tetapi printing digital, bagi saya kurang maksimal," lanjut dia.

Menurutnya, untuk cetak analog paling sempurna yakni menggunakan scanner yang memang diproduksi untuk kebutuhan profesional.

Terkait kualitas gambar, Pandji menyampaikan, untuk analog sebaiknya menggunakan pengambilan hingga proses cetaknya memakai proses analog dengan proyeksi dan kimia, tidak dengan printing.

Baca juga: 10 Rekomendasi Film yang Layak Ditonton Bersama Keluarga di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com