Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Negara Paling Cerewet Unggah Twit 'New Normal' di Twitter

Kompas.com - 03/06/2020, 21:05 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia melaporkan adanya update penambahan 684 kasus infeksi harian virus corona pada Rabu (3/6/2020). Sehingga total kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi sebanyak 28.233 kasus.

Meskipun demikian, masyarakat Indonesia dinilai yang paling bersemangat untuk segera menyambut new normal atau normal baru.

Mengutip data Ismail Fahmi dari Drone Emprit, antara 16-29 Mei 2020, ada 701.000 twit new normal. Padahal sebelum 25 Mei, total harian hanya sekitar 21.000-28.000 disebutkan. Setelah itu, percakapan meningkat dengan cepat hingga 142.000 pada 27 Mei.

Ismail mengambil data lokasi dari profil pengguna Twitter, dan memplot negara asal twit tersebut ke dalam peta.

Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan New Normal di Tempat Ibadah

Dari semua cuitan tentang new normal diketahui Indonesia yang baling mencuitkan tentang new normal. Berikut jumlahnya:

1. Indonesia: 86.569 tweet
2. Amerika Serikat: 11.073 tweet
3. Inggris Raya: 8.039
4. India: 3.836
5. Kenya: 1.582
6. Filipina: 1.362
7. Malaysia: 1.268
8. Thailand: 1.194
9. Australia: 963
10. Kanada: 951

Peta cuitan new normal di twitterscreenshoot Peta cuitan new normal di twitter

Sementara untuk sebara kota-kota berikut datanya:

1. Jakarta: 28.579
2. Bandung: 8.008
3. Yogyakarta: 7.510
4. Surabaya: 5.096
5. London: 3.539
6. Malang: 3.413
7. Bogor: 2.782
8. Bekasi: 2.539
9. Tangerang: 2.460
10. Semarang: 2.434

Jumlah tweet new normal di twitterscreenshoot Jumlah tweet new normal di twitter

Ismail menjelaskan, Indonesia menjadi negara yang paling aktif membicarakan new normal sebab ada 3 klaster besar yang berhubungan.

Ketiga klaster tersebut berpengaruh dalam menaikkan twit new normal:

1. Klaster yang terbesar adalah dari pro oposisi
2. Sementara klaster yang paling saling berhubungan adalah dari pro pemerintah
3. Sementara yang ketiga adalah dari media-media online yang menyampaikan informasi.

Disebutkan, klaster pro oposisi banyak dipicu twit dari akun @haikal_hassan, @fadlizon, @DonAdam68, @msaid_didu dan @podoradong

Sedangkan klaster-klaster media banyak disumbangkan dari tweet @detikcom, @kompascom, @VIVAcoid, @republikaonline dan @tempodotco

Baca juga: PBNU Keluarkan Protokol Ibadah di Masjid Saat New Normal

Sementara dari klaster pro pemerintah melibatkan pengguna yang sangat padat.

Disebutkan juga oleh Ismail, klaster ini menunjukkan retweet tinggi di antara para penggunanya atau influencer.

Beberapa influencer teratas adalah @__RismaWidiono_, @ Zul__88, @ChusnuIChotimah, @jr_kw19 dan @BamsBulaksumur

Selain itu, saat Ismail membuat Social Network Analysis (SNA) baru yang menghubungkan pengguna dan tagar, untuk melihat apakah ada kampanye terkoordinasi yang menyebutkan 'normal baru' menurutnya ada yang menarik.

Tweet tentang new normalscreenshoot Tweet tentang new normal

Yaitu disebutkan ada dua kluster yang sangat aktif menggunakan tagar tersebut di antara dari jaringan Polri dan pro pemerintah.

Klaster ini sebagian besar terdiri dari akun hubungan masyarakat polres, polda, dan polri, seperti @BIDHumas_SB, @HumasPadang, @polisisumut, @LautHumas

Di samping juga untuk 'normal baru', mereka menggunakan tagar yang sama seperti: #TataKehidupanBaru dan #DisiplinPolaHidupBaru

Klaster ini mempromosikan program pemerintah, dan sebagian besar akun aktif seperti @ChusnuIChotimah

Selain juga ada banyak tagar terkait 'baru normal', seperti #BersiapMenujuNewNormal, #NewNormalCegahPHK, #NewNormalPulihanEkonomi, #DisiplinKunciNewNormal, dll.

Baca juga: Banyak yang Mulai Melirik Sepeda, Transportasi Aman Selama Pandemi Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com