Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Sebut Tidak Ada Toleransi untuk Tindakan Rasialisme

Kompas.com - 03/06/2020, 21:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian George Floyd di Minnesota menggegerkan dunia internasional karena dibalut isu yang begitu sensitif, yaitu rasialisme.

Floyd yang merupakan seorang pria berkulit hitam meninggal akibat ditekan menggunakan lutut selama sekian menit waktu oleh petugas kepolisian yang berkulit putih bernama Derek Chauvin.

Peristiwa yang terjadi pada 25 Mei lalu ini kemudian memicu amarah masyarakat global, khususnya warga Amerika yang tengah berupaya menghapus rasialisme dari budaya mereka.

Beragam aksi demonstrasi pun terus terjadi hingga hari ini di berbagai wilayah di Negara Adidaya itu.

Baca juga: Ini Cerita WNI di AS Saat Kerusuhan Demo Protes atas Kematian George Floyd

Seruan Paus Fransiskus

Melihat peristiwa yang terjadi tersebut, Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus memberikan komentarnya pada hari ini, Rabu (3/6/2020).

Dia mengatakan kita semua tidak bisa menoleransi atau menutup mata terhadap rasialisme yang terjadi.

"Kepada saudara-saudariku di Amerika Serikat, saya telah menyaksikan dengan seksama kerusuhan sosial yang menggelisahkan di negara kalian beberapa hari lalu, kematian tragis George Floyd," kata Paus dalam ibadah Angelus mingguan di Vatikan.

Paus mengutuk keras, setiap tindak rasialisme dan pembedaan yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan harus membela kesucian tiap kehidupan manusia.

Tak lupa, Paus juga menyinggung soal kerusuhan yang mengikuti peristiwa naas sebelumnya.

Menurut dia kekacauan yang terjadi saat ini justru semakin menambah keruh suasana.

"Di satu sisi kita harus mengakui bahwa kekerasan yang terjadi beberapa malam terakhir itu sangat merusak dan mengalahkan diri sendiri. Tak ada yang didapatkan dengan kekerasan malah semakin banyak kehilangan," ujarnya.

Paus pun mendoakan kebaikan untuk masa istirahat panjang Floyd dan semua orang yang kehilangan nyawanya akibat rasialisme. Dia juga menyampaikan duka cita mendalam kepada semua yang berduka atas kehilangan-kehilangan itu.

Aksi demonstrasi berlangsung selama hampir tujuh hari sampai dengan Senin malam waktu setempat.

Baca juga: Apa yang Terjadi dalam 30 Menit Momen Terakhir Hidup George Floyd?

Kerahkan 17.000 tentara Garda Nasional

 

Mengutip Kompas.com (2/6/2020) tercatat 26 negara bagian telah mengaktifkan tentara cadangan Garda Nasional, dengan jumlah personel keseluruhan sebanyak 17.000 orang.

Mereka ditugaskan membantu menjaga keamanan, termasuk di delapan negara bagian kawasan Midwest seperti Illinois, Indiana, Kentucky, Minnesota, Missouri, Ohio, South Dakota, dan Wisconsin.

Langkah-langkah penegakan hukum oleh aparat gabungan di seluruh AS, sampai Senin dilaporkan telah mengamankan 4.400 orang pelanggar hukum di tengah aksi unjuk rasa.

Sumber: New York Post

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com