Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi New Normal, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 02/06/2020, 19:44 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia akan segera memasuki fase new normal di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Pada fase ini, pembatasan kegiatan masyarakat akan dilonggarkan.

Masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti bekerja dan bersekolah, namun dengan tetap mematuhi sejumlah protokol kesehatan seperti memakai masker dan membatasi jarak fisik.

Namun, penerapan new normal ini belum sepenuhnya dapat dipahami. Masih banyak pertanyaan, apa itu new normal? Bagaimana kehidupan akan berjalan? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah agar penerapan new normal sukses dan tidak menjadi bumerang dalam proses pengendalian virus corona penyebab Covid-19.

Di media sosial Twitter, Selasa (2/6/2020), salah satu trending "bagaimana new normal", merekam perbincangan warganet tentang berbagai hal yang belum mereka pahami soal tatanan baru.

Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan New Normal Penumpang Kereta Api

Bagaimana mempersiapkan masyarakat siap menghadapi new normal?

Menurut Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sunyoto Usman, pemerintah masih perlu membenahi sejumlah persoalan sebelum mempersiapkan masyarakat menerima new normal dengan baik. 

Sunyoto menduga, ada persoalan yang terjadi di tiga level yakni pada level kebijakan, koordinasi antar lembaga dan level operasionalnya.

"Seharusnya pemerintah memberi penjelasan apa konsep new normal dan seperti pa kebijakannya. New normal seharusnya dikonsepsikan sebagai kondisi baru yang lebih baik, by plan (direncanakan berbasis kebijakan dan adaptasi tertentu), memberi perlindungan kesehatan, dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Pertanyaannya, apa memang sudah aman dengan pelonggaran tersebut?" kata Sunyoto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Menurut dia, dalam mempersiapkan masyarakat memasuki fase new normal tidak bisa disamakan seluruh daerah.

Ada daerah yang sudah bisa menerapkan new normal, tetapi masih banyak juga daerah yang ancaman virus coronanya belum reda. 

"Efektivitas RT/RW juga tergantung karakteristik lingkungannya. Banyak lingkungan yang warganya tidak akrab. Bahkan di beberapa perumahan urban tidak saling kenal. Beda dengan daerah sub-urban atau desa," kata Sunyoto.

Baca juga: PBNU Keluarkan Protokol Ibadah di Masjid Saat New Normal 

Umat Muslim menunaikan shalat Jumat di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, (29/5/2020). Kota Bekasi menjajaki hidup normal baru atau new normal dengan mengizinkan warganya kembali menggelar shalat Jumat di masjid di 50 kelurahan zona hijau atau bebas Covid-19 pada Jumat (29/5/2020). Shalat Jumat digelar dengan protokol ketat pencegahan Covid-19 dan hanya diikuti terbatas oleh warga yang bermukim di sekitar masjid.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Muslim menunaikan shalat Jumat di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, (29/5/2020). Kota Bekasi menjajaki hidup normal baru atau new normal dengan mengizinkan warganya kembali menggelar shalat Jumat di masjid di 50 kelurahan zona hijau atau bebas Covid-19 pada Jumat (29/5/2020). Shalat Jumat digelar dengan protokol ketat pencegahan Covid-19 dan hanya diikuti terbatas oleh warga yang bermukim di sekitar masjid.
Gugus Tugas daerah bisa lebih efektif

Menurut Sunyoto, terkait efektivitas metode persiapan new normal yang diterapkan, kemungkinan besar bergantung pada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di masing-masing daerah.

Alasannya, mereka yang paling mengetahui karakteristik masyarakat di daerahnya.

Selain itu, menurut dia, pemasangan baliho dan selebaran yang memuat informasi soal bahaya Covid-19 kurang efektif untuk mengedukasi masyarakat. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com