Kerusakan infrastruktur listrik, telekomunikasi, pasar, bandara, stasiun kereta api, dan lumpuhnya pasar rakyat ini ditaksir menimbulkan kerugian puluhan miliar rupiah.
Kelumpuhan itu antara lain terjadi karena listrik padam, penutupan Bandara Adisutjipto, macetnya sekitar 40 base transceiver station (BTS) Telkomsel, kerusakan stasiun kereta api, serta ambruknya sejumlah pasar rakyat.
Pasar-pasar yang menjadi urat nadi perekonomian rakyat di DIY sebagian besar tidak beroperasi. Bahkan, Pasar Piyungan nyaris rata dengan tanah. Sebagian bangunan Pasar Bantul juga roboh.
Selain itu pusat pertokoan kawasan Malioboro tutup, warung-warung makan tutup, minimarket juga demikian.
Ekonom dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Prof Dr Edy Suandi Hamid memperkirakan bahwa kerugian akibat gempa bisa mencapai puluhan miliar rupiah.
Sementara itu PT PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B) Region Jateng-DIY kehilangan daya 23 megawatt akibat kerusakan gardu induk listrik di Pedan, Klaten.
Baca juga: Berkaca dari Gempa Ambon, Ini yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Gempa Bumi
Hal yang membedakan gempa bumi di Yogyakarta dengan di Jepang (2011) adalah gotong royong dari rakyat Indonesia.
Dikutip Harian Kompas, Senin (29/5/2006), dalam opini yang ditulis Dosen Program Magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Baskara T Wardaya, dia menceritakan bantuan pada korban datang dari segala penjuru.
Rasa solidaritas pertama ditunjukkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia datang di hari bencana untuk menjenguk para korban, bahkan rela tidur di tenda seperti mereka.
Dengan segera truk-truk berisi makanan dan obat-obatan dikirim dari sejumlah kota.
Sementara itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri dengan cekatan menggalang pengumpulan dana solidaritas untuk para korban.
Komunikasi ke Yogyakarta cukup sulit, meski begitu berbagai pihak di luar Yogyakarta terus berusaha memantau keadaan.
"Mungkin kita tak akan berdaya mencegah terjadinya gempa bumi, tetapi kalau mau kita bisa membina solidaritas dan bantuan bagi para korbannya," tulisnya.
Setelah bencana terjadi, bantuan terus mengalir dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan bantuan dari luar negeri juga. Doa juga dipanjatkan dari berbagai tempat.
Baca juga: BMKG: Gempa Sukabumi dan Yogyakarta Tidak Saling Terkait
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.