Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Wuhan Setelah Lockdown: Duka, Ketakutan, dan Harapan...

Kompas.com - 20/05/2020, 07:07 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari dua bulan, orang-orang di Wuhan, China, hidup di bawah lockdown atau penguncian yang diberlakukan untuk menahan penyebaran pandemi corona. 

Pada perkembangannya, peningkatan kasus pun perlahan menurun hingga akhirnya kebijakan lockdown dicabut pada 8 April 2020.

Meski pembatasan telah jauh dilonggarkan, tetapi para penduduk mengaku masih terus berhati-hati, meraba-raba bagaimana untuk melangkah ke depan di tengah pandemi yang masih berlangsug di dunia.

Ada rasa trauma, sedih, marah, dan takut. Namun, ada juga harapan, rasa terima kasih, dan kesabaran.

Berikut beberapa kisah dari para penduduk Wuhan dalam menghadapi kehidupan baru dan rutinitas baru sebagai new normal  pasca penguncian.

Baca juga: Trump Sebut Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan, Berikut Penjelasan Ahli Terkait Asal Virus

Menjaga diri sendiri

Musim semi menandai awal dari musim udang laut. Dalam kondisi normal, saat musim ini datang, orang-orang akan mengolah udang laut dengan berbagai cara, mulai dari direbus, digoreng, hingga dilapisi cabai.

Setelah itu, mereka akan menyantapnya bersama keluarga dan teman-teman.

Akan tetapi, Hazel He tidak berencana untuk mengadakan jamuan seperti itu setidaknya hingga tahun depan.

"Di mana ada kerumunan, masih ada tingkat risiko penularan," kata He seperti dikutip dari New York Times, 18 Mei 2020.

Pembeli membayar makanan melalui pagar pembatas di pasar basah Wuhan. Foto diambil pada 1 April 2020.ALY SONG/REUTERS Pembeli membayar makanan melalui pagar pembatas di pasar basah Wuhan. Foto diambil pada 1 April 2020.
Mencoba menghindari risiko menjadi sebuah dasar dari apa yang akan dilakukan oleh He saat ini.

Meskipun masyarakat telah diperbolehkan untuk berkeliling kota lagi, tetapi ia masih mengobrol dengan teman-temannya secara virtual.

Sebelum pergi ke luar bersama putranya yang berusia 6 tahun, He akan mengawasi lewat jendelanya terlebih dahulu, memastikan tidak ada orang di sekitarnya.

Kecemasan tersebut tidak sebesar saat awal wabah terjadi. Namun, sebagaimana banyak warga Wuhan lainnya, ia masih berhati-hati untuk beraktivitas normal.

He memahami betapa rapuhnya "kemenangan" atas virus corona yang telah diraih Wuhan.

Minggu lalu, baru saja dilaporkan 6 kasus baru Covid-19, setelah lebih dari satu bulan tidak ada infeksi baru yang dilaporkan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com