Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Lapan tentang Fenomena Lockdown Matahari, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 18/05/2020, 15:57 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Saat ini matahari memasuki fase minimum matahari, dimana aktifitas permukaan matahari berkurang ditandai dengan berkurangnya bintik hitam matahari.

Belakangan media luar mengistilahkan, fase minimum matahari ini dengan istilah “lockdown matahari”.

Terkait dengan kondisi lockdown matahari ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan penjelasannya.

“Fase lockdown itu istilah yag salah kaprah ya, (yang betul) fase minimum iya,” ujar Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging saat dihubungi Kompas.com Senin (18/5/2020).

Baca juga: Ilmuwan: Matahari dalam Fase Lockdown, Waspadai Berbagai Bencana

Aktivitas matahari berkurang

Pihaknya menjelaskan, fase minimum matahari muncul ketika tanda-tanda aktivitas matahari sangat berkurang yaitu ketika bintik matahari lama tidak terlihat dari piringan matahari.

“Berlangsungnya bisa lama, bisa sebentar, kami belum benar-benar memahami,” lanjut dia.

Sungging mengatakan, kondisi saat ini memang tengah berada dalam kondisi minimum matahari.

Adapun berdasarkan data dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Amerika Serikat (SWPC NOAA) kondisi minimum matahari terjadi pada April 2020 dan diperkirakan akan berlangsung kurang lebih selama 6 bulan.

Lebih lanjut, Sungging menjelaskan, bintik matahari berkaitan dengan aktivitas matahari yang biasanya memiliki siklus 11 tahun matahari.

“Ada kalanya dia penuh bintik, ada kalanya kosong, nah kalau lagi banyak bintik, artinya Matahari sedang aktif, dan itu bisa berdampak pada teknologi antariksa,” ujar dia.

Selanjutnya apabila matahari sedang mengalami minim aktivitas, Sungging menyebut bisa tanpa bintik matahari sama sekali.

Adapun siklus 11 tahun tersebut merupakan rerata yang berarti waktu periodesasinya bisa kurang dan bisa lebih. Siklus sebelumnya merupakan minimum siklus ke-24 yang berawal di sekitar tahun 2009-2010.

Sedangkan yang saat ini terjadi merupakan minimum siklus ke-25 yang terjadi pada 2020.

Baca juga: Fenomena Matahari Solar Minimum, Lapan: Tidak Benar Timbulkan Bencana di Bumi

Dampak yang terjadi

Pihaknya menyebut, siklus minimum matahari biasanya berpotensi menimbulkan gangguan pada operasional satelit-satelit dan kegiatan lain yang terdampak keantariksaan seperti komunikasi jarak jauh serta akurasi GPS.

Berdasarkan catatan sejarah, Sungging menyebut fenomena minimum matahari juga pernah terjadi pada abad pertengahan yang dikenal dikenal sebagai Maunder Minimum .

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com