Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Cuaca panas disebut dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini pun memunculkan pertanyaan dari masyarakat terkait fenomena apa yang tengah terjadi dan menyebabkan cuaca tersebut.
Sebuah kabar peringatan tentang Badai Panas Equinox pun muncul belakangan.
Baca juga: Fenomena Equinox di Mesir, Saat Matahari Terbenam di Bahu Sphinx
Pertanyaan seputar fenomena ini juga disampaikan melalui warganet di media sosial seperti Twitter.
"Di luar lagi badai matahari apa gmn sih? Panas bgt ya Allah :(" tulis akun @vinindya
"Hawa panasnya luar biasa, ya Allah. Bener ga sih ini gara2 badai equinox apa lah itu?" tanya akun @Desnonk
Hawa panasnya luar biasa, ya Allah. Bener ga sih ini gara2 badai equinox apa lah itu?
— Destrirani Gs (@Desnonk) May 17, 2020
Namun, benarkah cuaca panas ini disebabkan oleh Badai Panas Equinox?
Baca juga: Peringatan Badai Panas Equinox di Indonesia Hoaks, Ini Penjelasan BMKG
Melalui akun Twitter resminya di @InfoHumasBMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah informasi tersebut.
"Dapat dikatakan bahwa isu tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dipertanggung jawabkan," tulis PLT Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal dalam keterangan melalui akun resmi tersebut.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (18/5/2020), Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana pun membenarkan bantahan yang disampaikan melalui media sosial resmi BMKG atas kabar peringatan Badai Equinox tersebut.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Fenomena Equinox Sebabkan Suhu Naik, Ini Penjelasan BMKG
Fenomena Equinox sendiri bukanlah fenomena badai panas ataupun gelombang panas (heat wave) yang sering terjadi di daerah lintang menengah dan tinggi seperti di India, Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa.
Sementara itu, yang dimaksud dengan fenomena gelombang panas adalah di mana suhu udara lebih panas dari 5 derajat dari ambang batas suhu normal suatu wilayah. Hal itu disebabkan oleh munculnya anomali sistem cuaca tekanan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari atau minggu.
Adapun fenomena Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi. Saat fenomena ini terjadi, posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.
"Fenomena Equinox dapat terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya," kata Herizal.
Baca juga: Fenomena Equinox Mungkin Ada di Balik Pembangunan Piramida Giza
Secara umum, suhu rata-rata di wilayah Indonesia saat periode Equinox terjadi adalah berkisar antara 32 hingga 36 derajat celsius.
"Pada bulan Mei ini, posisi semu matahari sudah berada di belahan bumi utara (BBU), sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena Equinox tidak terjadi lagi hingga periode pertengahan September mendatang," jelas Herizal.
Untuk itu, dapat dikatakan bahwa kabar peringatan Badai Equinox yang tersebar adalah tidak benar.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena equinox sebagaimana disebutkan dalam kabar yang beredar.
"Masyarakat diimbau dan diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas pada siang hari, terlebih bagi yang sedang menjalankan puasa dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga, serta lingkungan," imbau BMKG.
Baca juga: Saat Equinox, Kepulauan Bangka Belitung Justru Lembab Berawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.