Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Perubahan yang Akan Dihadapi Pelancong Usai Pandemi Corona, Termasuk Kenaikan Harga

Kompas.com - 17/05/2020, 14:59 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Para pelaku industri pariwisata memprediksi akan terjadi perubahan di sektor tersebut setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Para pelancong yang tak sabar ingin berjalan-jalan setelah situasi mulai membaik mesti siap beradaptasi dengan perubahan yang memengaruhi kebiasaan hingga tren wisata.

Melansir Antara, Minggu (17/5/2020) terdapat 4 perubahan yang harus dihadapi oleh para pelancong usai pandemi corona.

Apa saja?

Baca juga: Virtual Tour ke Desa Nglanggeran, Jelajah Tempat Wisata dalam 2 Jam

4 perubahan yang terjadi di industri pariwisata

Menurut para pelaku industri pariwisata ada beberapa perubahan yang harus dihadapi oleh pelancong usai pandemi Covid-19.

1. Wisata jarak dekat digandrungi

Menurut Head of Marcomm Golden Rama Tours & Travel Ricky Hilton, perubahan yang akan dirasakan usai pandemi adalah maraknya konsumen yang ingin liburan ke lokasi yang tak terlalu jauh.

"Liburan yang simpel dan jarak dekat, seperti staycation," kata Ricky dalam bincang-bincang daring di Indonesia Online Fest, Jumat.

Pihaknya mulai menawarkan pilihan staycation untuk konsumen yang ingin menikmati liburan nanti pada jauh-jauh hari.

Baca juga: TN Kelimutu Gagas Produk Pertanian Organik, Jadi Daya Tarik Wisata

2. Wisata ke tempat non-mainstream

Masa berdiam diri di rumah bisa jadi dimanfaatkan orang-orang untuk mempersiapkan lebih matang rencana wisata mendatang.

Ricky memprediksi, orang-orang akan memilih tujuan wisata yang berbeda dari ekspektasi mereka terdahulu.

"Orang bisa mencari destinasi yang lokasinya masih sepi," kata Ricky.

Baca juga: Protokol New Normal Dapat Jadi Nilai Tambah untuk Jual Produk Wisata

3. Pemeriksaan keamanan dan kesehatan lebih ketat

Pemeriksaan keamanan berevolusi dari waktu ke waktu. Chief Marketing Officer & Co-Founder tiket.com Gaery Undarsa mengatakan dalam kesempatan yang sama, pemeriksaan keamanan dan kesehatan ke depannya bakal lebih ketat.

Awalnya mungkin konsumen merasa bingung saat beradaptasi, namun lama kelamaan semuanya terasa normal.

Menurutnya, ketika ada perubahan, ada masa beradaptasi, namun setelahnya orang-orang jadi terbiasa dan menganggapnya lazim.

"Industri healthcare dan travel akan sangat dekat, akan ada banyak standard baru dari segi kebersihan," kata dia.

Baca juga: New Normal Pariwisata, Taman Wisata Candi Siapkan Protokol Baru

4. Harga naik

Standard kebersihan yang meningkat seiring dengan keinginan konsumen dalam memastikan keamanan dan kenyamanan liburan bisa berdampak ke harga yang semakin mahal.

"Misalnya hotel, orang mungkin concern dengan kebersihannya, akan ada standard baru biar customer merasa aman, dampaknya ke harga," kata Gaery.

Biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi standard kesehatan dan keamanan di era kenormalan baru berdampak pada keputusan untuk menaikkan harga.

"Sayangnya akan ada banyak orang yang tidak bisa afford, tapi secara garis besar akan jadi lebih sehat untuk industri travel karena orang akan prefer sesuatu yang aman dibanding murah."

Maskapai pun bisa jadi menaikkan harga karena mereka harus mengurangi kapasitas penumpang demi keamanan.

Baca juga: Ngabuburit Virtual ke 5 Tempat Wisata di Surabaya, Gampang Banget!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Tren
5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com