Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Jadwal Kereta Luar Biasa: dari Surabaya Tanggal Genap, dari Jakarta/Bandung Tanggal Ganjil

Kompas.com - 15/05/2020, 07:10 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jadwal Kereta Api Luar Biasa (KLB) mengalami perubahan, dan akan dijalankan setiap dua hari sekali mulai hari ini, Jumat (15/5/2020).

Penyesuaian jadwal ini berdasarkan perkembangan dan evaluasi di lapangan setelah pengoperasian KLB.

VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan, selama dua hari pengoperasian, sejak 12 Mei 2020, terdapat 148 penumpang, dengan rincian 62 orang pada hari pertama dan 86 penumpang pada hari kedua.

"Okupansi pada dua hari pengoperasian hanya kurang dari 10 persen dari total kapasitas kereta," kata Joni kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Joni menjelaskan, mulai 15 Mei 2020, pihaknya mengurangi frekuensi perjalanan KLB.

KLB dari arah Surabaya hanya akan beroperasi setiap tanggal genap dan KLB dari arah Jakarta dan Bandung akan beroperasi setiap tanggal ganjil.

Adapun detail jadwal operasi KLB terbaru sebagai berikut:

Dari Surabaya: beroperasi hanya pada 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30 Mei 2020.

  • KLB KP/10477 Surabaya Pasarturi – Gambir (lintas utara)
  • KLB KP/10507 Surabaya Pasarturi – Gambir (lintas selatan)
  • KLB KP/10497 Surabaya Pasarturi - Bandung

Dari Jakarta dan Bandung: beroperasi hanya pada tanggal 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, 29, dan 31 Mei 2020.

  • KLB KP/10476 Gambir - Surabaya Pasarturi (lintas utara)
  • KLB KP/10502 Gambir - Surabaya Pasarturi (lintas selatan)
  • KLB KP/10494 Bandung - Surabaya Pasarturi

Baca juga: Tiket Bisa Dibeli Hari Ini, KAI Operasikan Kereta Luar Biasa untuk 3 Rute Ini mulai 12 Mei 2020

Tiket

Joni mengatakan, penumpang yang telah membeli tiket dan perjalanan KLB dibatalkan, akan dihubungi oleh PT KAI.

"Untuk diinfokan perubahan perjalanannya menjadi tanggal selanjutnya dan diharuskan membuat surat izin dari posko satgas yang baru," ujar dia.

Jika penumpang memilih untuk membatalkan tiket, maka tiket dapat dibatalkan melalui aplikasi KAI Access atau loket stasiun.

Joni menyebutkan, selain mengurangi frekuensi perjalanan, jumlah kereta penumpang juga akan berkurang.

Mulai Kamis (14/5/2020), seluruh KLB hanya akan membawa masing-masing satu kereta eksekutif dan satu kereta ekonomi dalam satu rangkaian.

"Sehingga kapasitas totalnya hanya 66 tempat duduk (50 persen dari total tempat duduk tersedia) dalan setiap perjalanan," kata dia.

Baca juga: Tiga Rute KA Jarak Jauh Beroperasi, Ini Ketentuan bagi Penumpang Kereta Api

Pada Rabu (13/5/2020), terdapat 80 penumpang yang ditolak oleh Posko Satgas untuk membeli tiket KLB.

Alasannya, calon penumpang tersebut tidak menyertakan persyaratan sesuai yang ditentukan dalam SE Gugus Tugas Covid-19.

Petugas Posko Satgas berasal dari internal KAI, Kementerian Perhubungan, TNI, Polisi, BPBD, Satpol PP, Damksr, dan Dinas Kesehatan masing-masing daerah.

Sementara, bagi calon penumpang yang belum mempunyai tiket namun ingin berangkat pada hari yang sama, dapat datang lebih awal dari jadwal keberangkatan karena calon penumpang harus melewati proses verifikasi berkas.

"Penumpang KLB juga diharuskan naik dan turun sesuai stasiun yang tertera pada tiket. Hal ini ditujukan untuk penanganan pencegahan Covid-19 yang lebih maksimal sesuai yang KAI siapkan," kata Joni.

Baca juga: Ramai Keluhan Refund Tiket Kereta, Ini Tanggapan PT KAI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com