Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Peringatkan Negara Afrika soal Gunakan Obat Herbal untuk Pasien Corona

Kompas.com - 06/05/2020, 21:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum ditemukannya vaksin untuk Covid-19 di tengah angka infeksi yang terus meningkat membuat sejumlah pihak nekat untuk mencoba obat-obatan atau ramuan yang mereka yakini bisa mengatasi virus ini.

Dikutip dari BBC, Selasa (5/5/2020), orang-orang Afrika berharap bisa mendapat akses obat-obatan, tidak peduli sekalipun berasal dari obat herbal atau tradisional.

Baca juga: Kadinkes Kalbar Minta Masyarakat Jangan Asal Klaim Temukan Obat Covid-19

Obat bernama Tonik

Pernyataan itu dikatakan oleh Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina pekan lalu.

Melalui pertemuan online, dia berbicara pada para pemimpin negara Afrika tentang obat herbal untuk menyembuhkan para pasien Covid-19, bernama Tonik.

Sementara  negara-negara Uni Afrika menyebut ingin melihat data ilmiah tentang keamanan dan kemanjuran dari produk obat yang disebutkan.

Salah satu asisten presiden menyebut obat tersebut baru diuji pada kurang dari 20 orang saja selama 3 minggu.

Proses pengujian yang masih minim itu tentu tidak sesuai dengan pedoman uji klinis yang dimiliki WHO.

Sebagai pembelaan, uji coba pada kelompok kecil sampel ini disebut bisa menjadi proses yang panjang, karena proses pengujiannya terbagi dalam 4 fase yang tiap fasenya akan terus meningkat hingga digunakan pada populasi di seluruh negara.

Baca juga: Anak-anak Dinilai Paling Mudah Beradaptasi Setelah Pandemi, Ini Alasannya...

Obat Dipesan Guinea Bissau dan Liberia

Meskipun mendapat pertentangan, sejumlah negara di Afrika, seperti Guinea Bissau dan Liberia telah memesan obat organik untuk Covid-19 itu yang diproduksi dari tanaman bernama artemisia.

Tanaman itu disebut-sebut biasa digunakan untuk mengobati malaria.

Setelah itu, Uni Afrika diminta untuk melihat lebih rinci soal obat-obatan organik untuk Covid-19 itu agar dapat ditinjau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Peringatan WHO

Terkait penggunaan obat tradisional tersebut, WHO mengeluarkan peringatan kepada masyarakat yang menggunakan obat belum teruji untuk virus corona baru ini, untuk menghentikannya.

WHO mengapresiasi inovasi pengembangan obat-obatan termasuk yang datang dari pengobatan tradisional.

 

Akan tetapi WHO menegaskan perlunya pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui khasiat dan efek samping yang ditimbulkan.

Sebelumnya pada akhir Maret 2020, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan peringatan agar tidak menggunakan obat yang belum teruji untuk pasien Covid-19. 

Baca juga: Warga Korea Selatan Mulai Beraktivitas Normal Setelah Kasus Covid-19 Menurun

Meskipun tidak menyebut negara atau personal, namun sebelumnya diketahui Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa klorokuin manjur untuk mengatasi corona

"Kami menyerukan semua individu dan negara untuk tidak menggunakan terapi yang belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19," kata Tedros dikutip dari South China morning Post (27/3/2020). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com