Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Kempot dan Perayaan 30 Tahun Kariernya di Dunia Musik Indonesia

Kompas.com - 05/05/2020, 13:53 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyanyi campursari legendaris Didi Kempot tutup usia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020).

Media sosial pun ramai dibanjiri komentar warganet yang merasa kehilangan atas kepergiannya.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Minta Erix Soekamti Garap Musiknya dengan Djaduk Ferianto

Ucapan duka muncul dari para publik figur hingga para penggemarnya yang dinamakan "Sobat Ambyar".

Tagar #SobatAmbyarBerduka pun sempat menjadi trending topic di Twitter.

Baca juga: Didi Kempot dalam Kenangan...

Karier

Karier penyanyi berjuluk "Godfather of Broken Heart" memang tengah melambung.

Kepiawaian Didi Kempot dalam membuat lirik sederhana namun mengena tak diragukan lagi. Meskipun tersaji dalam bahasa Jawa, musiknya dinikmati segala kalangan.

Karya musisi campursari ini banyak yang menjadi hits, bahkan hingga hari ini di kalangan anak muda.

Baca juga: Kreativitas Didi Kempot dan Pelajaran Filsafat Eksistensi

Sebut saja Pamer Bojo, Tanjung Mas Ninggal Janji, Sewu Kuto, Cidro, Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, dan sebagainya.

Karya-karya itu yang membuatnya mendapat julukan The Godfather of Broken Heart atau Bapak Patah Hati Nasional dari para penggemarnya yang menamai diri sebagai Sobat Ambyar.

Sad Boy untuk penggemar laki-laki, dan Sad Girl untuk mereka yang perempuan.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Adik: Punya Riwayat Asma, Saat Manggung Bawa Inhaler

Penonton yang menghadiri konsernya pun akan bernyanyi bersama mengekspresikan keambyaran karena lirik lagunya yang begitu mengena.

Perjalanan Didi Kempot di dunia musik pun terbilang tak sebentar. Ia malang melintang menggeluti musik puluhan tahun. 

Baca juga: 3 Hari Lalu, Emil Dardak dan Didik Kempot Bahas Konser Online Ojo Mudik

Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Surakarta sejak 1984 hingga 1986.

Pada 1987 sampai 1989, ia mengadu nasib ke Jakarta.

Nama panggungnya merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com