Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David S Perdanakusuma
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr., SpBP-RE(K) adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia.

Dampak Pandemi Covid-19 pada Pendidikan Kedokteran Indonesia

Kompas.com - 30/04/2020, 10:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


BENCANA pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung sekitar 2 bulan sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.

Begitu banyak masalah yang ditimbulkan bencana nasional ini. Masalah utamanya adalah jumlah penderita dan kematian yang terus meningkat dari hari ke hari. Berbagai keruwetan terjadi pada upaya pencegahan, deteks, dan respons terhadap Covid-19.

Permasalahan juga berkembang tidak hanya pada lingkup kesehatan, namun juga masalah pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-keamanan.

Permasalahan menjadi kompleks karena berbagai aspek ikut terdampak sehingga memerlukan berbagai upaya penataan, penyesuaian, dan perubahan yang cukup bermakna.

Salah satu upaya pencegahan penularan adalah kebijakan belajar dan bekerja dari rumah. Tujuannya membatasi aktivitas interaksi fisik antar orang untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 terutama terkait orang tanpa gejala.

Pendidikan kedokteran

Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah proses pendidikan bidang kedokteran. Ada dua aspek tidak terpisahkan dalam pendidikan kedokteran, yaitu pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Kondisi ini juga terjadi pada pendidikan di bidang kesehatan lainnya.
Pendidikan kedokteran dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pendidikan akademik dan pendidikan profesi.

Pendidikan akademik terdiri dari program sarjana kedokteran, program magister kedokteran, dan program doktor.

Pendidikan profesi terdiri dari program profesi dokter (ko-ass, dokter muda), program dokter spesialis (PPDS 1), dan program dokter subspesialis (PPDS 2).

Pendidikan di kedokteran secara umum mempunyai tujuan meliputi tiga domain, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.

Seorang dokter mengoperasikan alat bantu pernafasan di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Seorang dokter mengoperasikan alat bantu pernafasan di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Afektif berkaitan dengan sikap penerimaan, responsif, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.

Kognitif adalah proses mengetahui kemampuan pada aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan kreasi.

Psikomotor adalah perilaku gerakan dan koordinasi keterampilan motorik meliputi menirukan, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

Ketiga aspek tersebut sangat berperan dan terhubung erat dalam pendidikan kedokteran. Dalam prosesnya seluruh aspek tersebut terjalin dalam satu rangkaian.

Metode pembelajaran pendidikan dokter secara umum adalah perkuliahan, praktikum, tutorial, keterampilan medik, kegiatan lapangan, kuliah kerja nyata, penelitian, pengabdian masyarakat, skripsi, kegiatan ekstra kurikuler, putaran klinik, dan bimbingan klinik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com