Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Arief Budiman, Kakak Soe Hok Gie yang Meninggal karena Komplikasi

Kompas.com - 23/04/2020, 13:43 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Arief Budiman, sosok aktivis sekaligus kakak dari Soe Hok Gie meninggal dunia pada Kamis 23 April 2020.

Arief meninggal di RS Ken Saras Kabupaten Semarang pada Kamis, 23 April 2020 pukul 11.40 WIB karena komplikasi dan parkinson yang telah dideritanya sejak lama.

Berikut profil Arief Budiman:

Arief Budiman seperti diketahui adalah aktivis angkatan 1966 yang selalu konsisten memperjuangkan demokrasi dan membela kaum marjinal.

Dilansir dari Harian Kompas, 30 Oktober 1994, Arief Budiman lahir di Jakarta pada 3 Januari 1941 dengan nama Soe Hok Djin.

Sejak muda ia terlibat aktif dalam gerakan antikemapanan seperti penandatanganan Manifes Kebudayaan, demonstrasi tahun 1966 yang penuh mitos, Golput pada tahun 1971 dan lain-lain.

Baca juga: Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19

Sikapnya keras

Arief Budiman (Soe Hok Djin) kakak dari Soe Hok Gie Ayahnya seorang wartawan Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa aktif dalam kancah politik ikut menentang LEKRA . Kendati ikut melahirkan Orde Baru tapi tetap kritis pada pemerintahan Soeharto. Menikah dengan Laila Chairani teman kuliahnya.KOMPAS/DUDY SUDIBYO Arief Budiman (Soe Hok Djin) kakak dari Soe Hok Gie Ayahnya seorang wartawan Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa aktif dalam kancah politik ikut menentang LEKRA . Kendati ikut melahirkan Orde Baru tapi tetap kritis pada pemerintahan Soeharto. Menikah dengan Laila Chairani teman kuliahnya.

Arief memang dikenal memiliki sikap keras kepada penguasa, tetapi ia juga tak segan memuji tokoh-tokoh yang memiliki sikap dan pandangan yang ia anggap baik untuk Indonesia walaupun tokoh yang ia puji bertentangan pendapat dengannya.

Baginya, konflik dilihat sebagai komunikasi mengadu gagasan.

Sebagai intelektual, Arief terlihat sering menggunakan pemikiran strukturalisme untuk menggugat kapitalisme Orde Baru.

Ia kritis mempertanyakan masalah kebijakan pembangunan, kemiskinan, ketidakadilan, dan terabaikannya hak asasi manusia. Kritiknya tetap berlanjut meskipun rezim Soeharto telah berakhir.

Sebagai tokoh gerakan demokrasi, Arief menjadi semacam simpul dari berbagai aktivis gerakan yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Terutama pada awal 1980-an ketika gerakan mahasiswa bertransformasi menjadi berbagai kelompok diskusi dan kelompok studi.

Ketika ia masuk Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga pada 1981, semua gerakan di kampus itu sering dihubung- hubungkan punya afiliasi dengan dirinya.

Tak hanya itu, Arief juga disebut manusia di tengah demonstrasi, termasuk pernah juga didemonstrasi beberapa mahasiswa UKSW.

Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...

Dipecat dari UKSW

Terhitung sejak 31 Oktober 1994, melalui surat keputusan yang ditandatangani ketua umum dan sekretaris Yayasan UKSW, Arief dipecat dengan tidak hormat dari posisinya sebagai tenaga akademik dan segala jabatan di UKSW.

Alasannya yakni Arief diketahui terus memprotes proses pemilihan rektor yang dianggapnya tak demokratis dan penuh kecurangan. Oleh pimpinan Arief dianggap merugikan dan merusak citra universitas.

Masih dari sumber yang sama menyebutkan, sejak kecil Arief merasa sering diperlakukan tak adil, kecamuk politik yang berlangsung seiring pertumbuhannya, serta kepekaannya terhadap ketidakadilan, bertaut dengan hal lain agaknya punya peranan dalam altruismenya.

Perlu diketahui, altruismenya adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.

"Ada teman bilang, kalau tak ada pertentangan jangan-jangan saya malah sakit," kata Arief bercanda.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Suka humor

Doktor Sosiologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (1981) yang sebelumnya mengenyam pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (lulus 1968) ini sebenarnya pribadi yang suka humor.

Humornya kering dan kadang disampaikan dengan dingin. "Tapi dengan konflik itu saya bisa lebih mengaktualisasikan kebenaran," jelas Arief.

Semua konflik ia hayati sebagai usaha penegakan keadilan yang secara filosofis ia yakini sebagai episode yang tak akan pernah selesai dalam kehidupan. Itulah yang membuatnya tidak pernah capai berada di tengah kemelut konflik.

Harian Kompas, 11 Agustus 2018 memberitakan, Arief Budiman sempat mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia.

Selain itu, tentu juga peranan istri yang memahami sikap kejuangannya, Sitti Leila Chaerani yang dinikahinya tahun 1967, dua anaknya, Andrian Mitra Budiman (26) dan Susanti Kusumasari (24).

Mereka tinggal di rumah yang berwawasan ekologis di Desa Kemiri, Salatiga.

Baca juga: Mengenang 25 Tahun Kepergian Nike Ardila, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com