Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 23 April: 2,6 Juta Orang Terinfeksi, 716.877 Sembuh

Kompas.com - 23/04/2020, 07:55 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera

KOMPAS.com – Angka korban terinfeksi virus crona jenis baru hingga hari ini, Kamis (23/4/2020) masih terus bertambah.

Melansir data dari Worldometers, hingga Jumat pagi, tercatat di seluruh dunia jumlah kasus yang terkonfirmasi positif telah mencapai angka 2.632.532 orang terinfeksi.

Sementara, angka kematian telah mencapai 183.866 orang dan pasien sembuh berjumlah 716.877 orang.

Berikut ini 10 besar negara di dunia dengan kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 846.294 terinfeksi, 47.524 orang meninggal dunia, dan 83.917 orang sembuh.
  2. Spanyol: 208.389 terinfeksi, 21.717 orang meninggal dunia, dan 85.915 orang sembuh
  3. Italia: 187.327 terinfeksi, 25.085 orang meninggal dunia, dan 54.543 orang sembuh
  4. Perancis: 159.877 terinfeksi, 21.340 orang meninggal dunia, dan 40.657 orang sembuh
  5. Jerman: 150.648 terinfeksi, 5.279 orang meninggal dunia, dan 99.400 orang sembuh
  6. Inggris: 133.495 terinfeksi, 18.100 orang meninggal dunia
  7. Turki: 98.674 terinfeksi, 2.376 orang meninggal dunia, dan 16.477 orang sembuh
  8. Iran: 85.996 terinfeksi, 5.391 orang meninggal dunia, dan 63.113 orang sembuh
  9. China: 82.788 terinfeksi, 4.632 orang meninggal dunia, dan 77.151 orang sembuh
  10. Rusia: 57.999 terinfeksi, 513 orang meninggal dunia, dan 4.420 orang sembuh.

Berikut perkembangan virus corona di berbagai negara: 

Inggris

Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty tidak setuju terhadap rencana pencabutan lockdown untuk saat ini.

Menurut dia, tidak realistis jika lockdown dicabut dengan alasan Inggris telah mencapai puncak wabah.

"Jika orang berharap mereka bisa berpindah usai lepas dari pengunciannya sekarang, semua akan percuma. Itu sepenuhnya tidak realistis," kata Whitty.

"Kita harus melakukan banyak hal untuk waktu yang sangat lama," lanjut dia.

Baca juga: Ramadhan di Tengah Pandemi Corona, Persiapan Muslim di Inggris Beribadah Saat Lockdown

Turkmenistan

Sebagai salah satu negara yang hingga hari ini belum melaporkan adanya kasus Covid-19, Turkmenistan bersikeras bahwa data resminya benar.

Turkmenistan menegaskan bahwa mereka tak menyembunyikan apa pun. 

"Jika ada satu kasus virus corona yang dikonfirmasi, kami akan segera memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia sesuai dengan kewajiban kami," ujar Menteri Luar Negeri Rashid Meredov.

Baca juga: Di Turkmenistan, Sebut Virus Corona Saja Bakal Berakhir di Penjara

Amerika Serikat

Seorang tenaga kesehatan melihat melalui pagar ke arah warga yang menunggu berbaris di luar pusat kesehatan NYC Health + Hospitals/Gotham Health Morrisania, salah satu pusat tes walk-in Covid-19 baru di New York City, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Bronx, New York, Amerika Serikat, Senin (20/4/2020). Berdasarkan data Johns Hopkins University, hingga Selasa (21/4/2020), AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi dunia mencapai 787.794 dengan korban meninggal 42.362.ANTARA FOTO/REUTERS/MIKE SEGAR Seorang tenaga kesehatan melihat melalui pagar ke arah warga yang menunggu berbaris di luar pusat kesehatan NYC Health + Hospitals/Gotham Health Morrisania, salah satu pusat tes walk-in Covid-19 baru di New York City, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Bronx, New York, Amerika Serikat, Senin (20/4/2020). Berdasarkan data Johns Hopkins University, hingga Selasa (21/4/2020), AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi dunia mencapai 787.794 dengan korban meninggal 42.362.
Amerika Serikat menyatakan akan menilai apakah WHO dijalankan sebagaimana mestinya.

Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah Presiden Donald Trump pekan lalu menangguhkan dana AS untuk WHO karena diangggap gagal memberikan informasi secara tepat dan transparan.

Pejabat Administrator USAID John Barsa mengatakan, AS akan mencari alternatif di luar WHO untuk melakukan beberapa pekerjaan seperti pembuatan vaksin.

Baca juga: Hentikan Imigran ke AS, Trump Prioritaskan Pekerjaan untuk Orang Amerika

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com