SEBAGAI pembelajar kemanusiaan, saya merasa iba atas penderitaan para fakir miskin, tuna wisma, buruh terpapar PHK, ojekawan, pedagang asongan, kaki lima dan lain-lain warga yang kehilangan sumber nafkah demi sesuap nasi dan seteguk air minum pada masa pageblug virus Corona.
Terdorong rasa prihatin atas derita rakyat, maka melalui naskah sederhana ini dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri mengajukan tiga permohonan kepada pemerintah.
Tiga permohonan bukan untuk diri saya sendiri namun untuk sesama warga Indonesia yang belum menikmati nikmatnya kemerdekaan Indonesia setelah diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945.
Insya Allah, para pemimpin bangsa yang telah dipilih oleh rakyat Indonesia untuk menduduki tahta singgasana kekuasaan tidak melupakan nasib rakyat yang telah memilih mereka.
Kepentingan rakyat terutama kaum wong cilik , harus dikedepankan sebagai prioritas pembangunan negara, bangsa dan rakyat Indonesia.
Jangan ingkar kenyataan bahwa sebelum ada negara dan bangsa, terlebih dahulu sudah ada rakyat. Mustahil ada negara dan bangsa tanpa rakyat. Maka hukumnya wajib bahwa kepentingan rakyat harus diletakkan pada posisi tertinggi di atas segala-galanya.
Dengan penuh kerendahan hati saya memohon pemerintah berkenan menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya di perkotaan namun juga di seluruh pedesaan di persada Nusantara.
Selaras sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, seyogianya pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi bukan sebagian namun seluruh rakyat Indonesia selaras Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia.