Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hal tentang "Habis Gelap Terbitlah Terang", Kumpulan Surat Kartini yang Dijadikan Buku

Kompas.com - 21/04/2020, 15:31 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

3. Bahasa Melayu

Pada 1922, Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang disajikan dalam bahasa Melayu oleh Empat Saudara dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran.

Buku tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Salah seorang pelopor Pujangga Baru, Armijn Pane, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada 1938, buku diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dari buku terjemahan.

Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda.

"Habis Gelap Terbitlah Terang", Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya.

Baca juga: Maknai Hari Kartini, Annisa Zhafarina Qosasi Ingin Wanita Bersinar di Sepak Bola

4. Terbagi dalam lima bab pembahasan

Armijn Pane juga membagi kumpulan surat-surat ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian dilakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi.

Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini, yaitu hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Penyebab tidak dimuatnya seluruh surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht karena terdapat kemiripan pada beberapa surat.

Alasan lainnya, yakni menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan.

Baca juga: Hari Kartini, Yuk Mengenal Para Perempuan Indonesia yang Jadi Bos Bank

5. Sulastin Sutrisno

Selain diterjemahkan Armijn Pane, buku kumpulan surat R.A. Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno.

Pada mulanya Sulastin menerjemahkan "Door Duisternis Tot Licht" di Universitas Leiden, Belanda saat dia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972.

Pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap "Door Duisternis Tot Licht" pun terbit dengan judul "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com