Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hal tentang "Habis Gelap Terbitlah Terang", Kumpulan Surat Kartini yang Dijadikan Buku

Perjuangan tersebut membuahkan hasil, di mana perempuan dapat mempunyai hak yang setara dengan laki-laki.

Mengenang jasanya, pemerintah pun menetapkan setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

Sosok Kartini pun tidak bisa lepas dari sebuah karya berjudul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan kumpulan surat-surat yang ditulis Kartini.

1. Surat R.A. Kartini

Kumpulan surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan pertama kali diterbitkan pada 1911.

Buku ini disusun oleh JH Abendanon, salah seorang sahabat pena Kartini yang saat ini menjabat sebagai menteri (direktur) kebudayaan, agama, dan kerajinan Hindia Belanda.

Buku dicetak sebanyak lima kali. Pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Surat-surat Kartini yang berbahasa Inggris pernah diterjemahkan oleh Agnes L Symmers.

Teks tertulis yang ada dalam buku ini berupa 106 surat Kartini kepada para sahabatnya, yakni Estelle H Zeehandelaar atau Stella (14), Ny Ovink-Soer (8), Prof dr GK Anton di Jena dan istrinya (3), Dr N Andriani (4), Ny HG de Booy-Boisevain (5), Ir HH van Kol (3), Ny N van Kol (3), Ny RM Abendanon-Mandri (49), Mr JH Abendanon (5), EC Abendanon (6), sepucuk surat tidak jelas ditujukan kepada siapa dan sepucuk lagi merupakan surat gabungan kepada suami-istri Abendanon.

2. Dijumpai kata-kata nasionalisme

R.A. Kartini begitu menularkan semangat dasar mencintai bangsa dan negara.

Melansir Harian Kompas, 21 April 2008, dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, akan dijumpai kata-kata nasionalisme, demokrasi, negara, bangsa, kemerdekaan, hingga kesadaran nasional.

Hal ini pun direalisasikan Kartini dengan membangun sekolah perempuan pertama di Rembang yang saat ini menjadi gedung Gerakan Pramuka Kabupaten Rembang.

Meski Indonesia belum merdeka, tetapi kesadaran berbangsa telah dibangkitkan.

3. Bahasa Melayu

Pada 1922, Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang disajikan dalam bahasa Melayu oleh Empat Saudara dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran.

Buku tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Salah seorang pelopor Pujangga Baru, Armijn Pane, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada 1938, buku diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dari buku terjemahan.

Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda.

"Habis Gelap Terbitlah Terang", Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya.

4. Terbagi dalam lima bab pembahasan

Armijn Pane juga membagi kumpulan surat-surat ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian dilakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi.

Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini, yaitu hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Penyebab tidak dimuatnya seluruh surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht karena terdapat kemiripan pada beberapa surat.

Alasan lainnya, yakni menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan.

5. Sulastin Sutrisno

Selain diterjemahkan Armijn Pane, buku kumpulan surat R.A. Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno.

Pada mulanya Sulastin menerjemahkan "Door Duisternis Tot Licht" di Universitas Leiden, Belanda saat dia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972.

Pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap "Door Duisternis Tot Licht" pun terbit dengan judul "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya".

Sulastin mengungkapkan, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Menurutnya, meskipun tertulis Jawa, yang didamba Kartini sesungguhnya adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia.

Salah satu alasan mengapa Sulastin berkeinginan menerjemahkan secara lengkap "Door Duisternis Tot Licht" karena dipandang semakin lama semakin sedikit orang di negeri ini yang menguasai bahasa Belanda.

Berbeda dengan "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang oleh Armijn Pane sengaja dibuat lebih ringkas, buku terjemahan Sulastin ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada "Door Duisternis Tot Licht".

Selain diterbitkan dalam "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya", terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku "Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon- Mandri dan Suaminya".

6. Terjemahan versi Joost CotÚ

Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah "Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900- 1904", diterjemahkan oleh Joost CotÚ.

Joost tak hanya menerjemahkan surat- surat yang ada dalam "Door Duisternis Tot Licht" versi Abendanon, namun juga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir.

Pada buku terjemahan Joost CotÚ, dapat ditemukan surat-surat yang tidak ada dalam "Door Duisternis Tot Licht" versi Abendanon. Menurutnya, seluruh pergulatan Kartinisudah saatnya untuk diungkap.

Buku "Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900- 1904" memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon- Mandri dan suaminya JH Abendanon, termasuk di dalamnya 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/21/153100365/6-hal-tentang-habis-gelap-terbitlah-terang-kumpulan-surat-kartini-yang

Terkini Lainnya

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke